Misi Trikora Rebut Irian Barat, Serangan Pasukan TNI AU Bikin Pasukan Musuh Kocar-Kacir
Sementara itu, pasukan Kopasgat yang dipimpin Letnan Muda Udara (LMU) II Suhadi dengan Komandan Peleton (Danton) SMU Ngarbingan dan SMU Mengko yang semula diterjunkan di Klamono bersama Manuhua, akhirnya diterjunkan di daerah Teminabuan.
Sebanyak 80 prajurit Kopasgat diterjunkan dari pesawat angkut C-130 Hercules. Dipilihnya Hercules lantaran pesawat ini mampu terbang di atas ketinggian 30.000 feet dengan kecepatan 300 NM sehingga mampu mengatasi ancaman pesawat tempur Neptune Belanda. Tepat pukul 02.30, satu persatu prajurit kebanggaan TNI AU itu melompat dari pesawat terjun di kegelapan malam Papua.
Lagi-lagi, pasukan yang diterjunkan harus menghadapi kerasnya alam Papua. Tidak sedikit prajurit Kopasgat yang tersangkut di pohon yang memiliki ketinggian di atas 30 meter, tercebur di rawa-rawa. Bahkan tidak sedikit pula yang mendarat tepat di markas Belanda di Kampung Wersar seperti yang dialami PU I Lili Sumarli, PU I Gunarso dan Kapten Udara (KU) II Alex Sangido serta KU II Wangko.
Akibatnya, pertempuran sengit di malam hari tak terhindarkan. Dalam pertempuran yang terjadi pada dini hari tersebut, Kapten Udara (KU) II Alex Sangido dan KU II Wangko ditemukan gugur.
Sementara itu, tentara Belanda yang mendapat serangan mendadak dari Kopasgat langsung kocar-kacir melarikan diri. Setelah berhasil menguasai Kampung Wersar, SMU Mengko kemudian mengeluarkan Bendera Merah Putih dan ranselnya. Setelah memerintahkan anak buahnya menebang pohon setinggi 4 meter, Bendera Merah Putih yang dibawanya langsung diikat dan ditancapkan.