Misteri Kematian Vian Ruma Aktivis Penolak Geotermal di NTT, Keluarga Minta Polisi Usut Tuntas
NAGEKEO, iNews.id – Kasus kematian Vian Ruma (30) aktivis muda penolak proyek geotermal di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggemparkan publik. Dia ditemukan meninggal dengan kondisi tergantung di sebuah pondok kebun di Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9/2025).
Tubuh korban ditemukan sudah membusuk, dengan posisi tergantung menggunakan tali sepatu. Kedua kakinya masih menyentuh lantai pondok yang terbuat dari bambu. Barang-barang milik korban, termasuk tas hitam, sepatu dan telepon genggam berada di sekitar lokasi.
Sepeda motor korban juga ditemukan terparkir tidak jauh dari pondok. Kondisi jenazah yang mengenaskan membuat keluarga yakin kematian Vian tidak wajar.
Keluarga menduga Vian terlebih dahulu dibunuh lalu digantung untuk menutupi jejak. Mereka meminta polisi segera mengusut tuntas kasus ini.
Jenazah Vian Ruma telah dimakamkan di kampung halamannya di Desa Ngera, Kecamatan Keo Tengah pada Sabtu (6/9/2025). Namun, misteri kematiannya masih menimbulkan tanda tanya besar.
Setelah meninggalnya aktivis lingkungan ini, sejumlah mahasiswa dan masyarakat Nagekeo mendesak Polda NTT mengusut kasus secara transparan. Mereka menolak spekulasi liar yang berkembang di tengah masyarakat.
Masyarakat juga menegaskan, kematian Vian tak boleh dipandang remeh sebab dia dikenal sebagai sosok kritis yang aktif menolak pembangunan proyek geotermal di Flores.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyampaikan keprihatinannya atas tragedi ini. Dia menilai kasus tersebut bukan hanya menyangkut hilangnya nyawa seorang aktivis, melainkan juga tentang perlindungan terhadap masyarakat lokal.
“Tidak boleh ada praktik intimidasi, kekerasan, atau kriminalisasi terhadap suara masyarakat yang kritis terhadap proyek-proyek strategis,” kata Daniel, Rabu (10/9/2025).
Daniel mendesak pemerintah pusat, aparat penegak hukum, dan Pemda NTT segera mengusut kasus ini secara transparan.
“Kami mendesak pemerintah pusat, aparat penegak hukum, dan pemerintah daerah untuk segera mengusut tuntas kasus ini secara transparan agar tidak menimbulkan spekulasi,” ujarnya.
Politisi dari Dapil Kalimantan Barat I ini juga menekankan pentingnya dialog terbuka dalam pembangunan energi, termasuk geotermal. Hal itu agar masyarakat tidak merasa dimarjinalkan.
Editor: Donald Karouw