Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mitos di Lokasi Wisata Bersejarah, Misteri Perempuan Berbaju Merah Penghuni Kawasan Candi Songgoriti
Advertisement . Scroll to see content

Mitos Telaga Sarangan, Cerita Dua Naga sampai Bisa Buat Hubungan Asmara Kandas

Jumat, 14 Juli 2023 - 23:13:00 WIB
Mitos Telaga Sarangan, Cerita Dua Naga sampai Bisa Buat Hubungan Asmara Kandas
Mitos telaga sarangan (Foto: Pemkab Magetan)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id- Mitos Telaga Sarangan cukup dikenal oleh masyarakat sekitar. Telaga Sarangan, disebut juga sebagai Telaga Pasir, adalah sebuah telaga alami yang terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. 


Terletak di lereng Gunung Lawu, di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur berjarak sekitar 16 kilometer arah barat dari kota Magetan. 


Luas telaga ini sekira 30 hektar dengan kedalaman mencapai 28 meter. Suhu udara di sekitar Telaga Sarangan berkisar antara 15 hingga 20 derajat Celsius.


Telaga Sarangan dipercaya  masyarakat bahwa memiliki kekuatan gaib yang dianggap berbahaya bagi pasangan yang belum menikah.


Pasangan muda yang berkunjung ke Telaga Sarangan sering kali mengalami konflik atau masalah yang menyebabkan hubungan mereka terganggu. 


Ada kepercayaan bahwa kekuatan gaib atau kutukan tertentu dapat menyebabkan hubungan cinta mereka berakhir di tengah jalan.


Namun, perlu diingat bahwa ini hanyalah kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Telaga Sarangan, dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.


Asal usul kepercayaan ini juga tidak jelas, dan mungkin telah ada dalam masyarakat selama waktu yang tidak terdokumentasi secara pasti.


Mitos Telaga Sarangan


Legenda Telaga Sarangan menceritakan tentang terbentuknya telaga alami yang memiliki luas sekitar 30 hektar di tengahnya terdapat sebuah pulau. 


Pulau tersebut dianggap keramat oleh penduduk setempat dan diyakini sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur, yaitu Kyai Pasir dan Nyai Pasir.


Kyai dan Nyai Pasir merupakan pasangan suami istri yang tidak dikaruniai anak setelah bertahun-tahun menikah. Mereka memohon kepada Sang Hyang Widhi untuk diberikan seorang anak. 


Setelah memohon dengan doa, mereka diberkahi dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang diberi nama Joko Lelung.


Kyai dan Nyai Pasir mengandalkan pertanian dan berburu untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Mereka memohon kepada Sang Hyang Widhi agar diberikan kesehatan dan umur panjang. Saat bersemedi, mereka mendapatkan petunjuk bahwa untuk doa mereka dikabulkan, mereka harus menemukan dan memakan telur yang ada di ladang.


Setelah menemukan telur tersebut dan memakannya, Kyai Pasir merasa gatal dan panas di tubuhnya. Dia menggaruk tubuhnya hingga lecet, dan tiba-tiba berubah menjadi ular naga raksasa. Hal yang sama terjadi pada Nyai Pasir. Mereka berguling-guling di pasir, menyebabkan cekungan yang semakin dalam di tanah.


Dari cekungan tersebut, aliran air yang deras mengalir dan mengisi cekungan tersebut. Kyai Pasir dan Nyai Pasir berniat untuk membuat cekungan raksasa dan menenggelamkan Gunung Lawu. Namun, Joko Lelung yang mengetahui niat jahat orangtuanya bersemedi agar mereka berhenti.


Permintaan Joko Lelung dikabulkan oleh Sang Hyang Widhi, dan Kyai dan Nyai Pasir berhenti membuat cekungan. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut