Moeldoko Sebut Hanya Ngopi dengan Kader Demokrat, Andi Mallaranggeng: Ini Kartu Merah Harus Out
JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengaku heran dengan alasan Kepla Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang hanya ngopi-ngopi saat bertemu dengan kader Partai Demokrat. Bahkan, Andi menyebut hal itu merupakan tindakan off side dan kartu merah jika diibaratkan dalam sepakbola.
Andi menuturkan semestinya jika ingin ngopi bisa dilakukan di halaman hotel saja, bukan sampai menyewa kamar yang menandakan bahwa pertemuan itu dilakukan secara diam-diam.
"Kalau orang ngopi-ngopi dengan teman akrab, itu baru bisa dipahami. Tapi kalau ngopi dengan orang yang tidak dikenal apanya yang ngopi-ngopi, kan Ini off side, bukan hanya off side tapi kartu merah. Ini kartu merah kalau sepakbola harus out (keluar)," kata Andi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (6/2/2021).
Selain itu, dugaan kudeta Partai Demokrat yang dilakukan oleh Moeldoko dianalogikannya dengan isu internasional yang tengah ramai yaitu Kudeta Myanmar. Hal yang membedakan, kata Andi, kalau di Myanmar Jenderal kudeta presiden dan menteri, sementara di Indonesia, seorang Jenderal berupaya mengkudeta Mayor.
Seperti diketahui, sebelum menjabat KSP, Moeldoko merupakan pensiunan militer berpangkat jenderal. Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanyalah purnawirawan TNI berpangkat Mayor.
"Kalau di Myanmar itu jenderal kudeta presiden dan menteri-menteri. Kalau di sini ada jenderal mau kudeta mayor, gagal pula," ucapnya.
Upaya yang dilakukan Moeldoko, sambungnya, gagal lantaran kader-kader partai yang ditemui mantan Panglima TNI itu mengadu ke AHY. Tak tanggung-tanggung, pengakuan para kader sampai dibuatkan berita acara.