Mural Is Dead, Ridwan Kamil Ajak Dialog Pekerja Seni untuk Rumuskan Batasan
Dilanjutkan Ridwan Kamil, kritis yang disampaikan dalam mural hari ini memasuki zona abu-abu. Sehingga, harus dilakukan satu kesepamahaman akan makna, kritik atau hinaan.
"Jika belum ada kesepahaman, maka tafsir boleh atau tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan dialektika, ini kritik atau hinaan, dalam perjalanan demokrasi bangsa ini. Dalam perspektif saya, Mural adalah seni ruang publik," jelasnya.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil menyinggung para pelaku mural yang baperan, karena karyanya banyak dihapus oleh aparat.
"Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper, karena karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya," tukasnya.
Editor: Faieq Hidayat