Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kompol Cosmas Sampaikan Belasungkawa atas Tewasnya Driver Ojol Affan hingga Minta Maaf ke Pimpinan
Advertisement . Scroll to see content

Nama Driver Ojol yang Bertemu Gibran: Fakta di Balik Narasi Negatif yang Viral

Rabu, 03 September 2025 - 21:38:00 WIB
Nama Driver Ojol yang Bertemu Gibran: Fakta di Balik Narasi Negatif yang Viral
Nama Driver Ojol yang Bertemu Gibran. Perwakilan driver ojol bertemu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Wapres, Jakarta, pada Minggu (31/8/2025). (Foto: BPMI Setwapres)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Nama driver ojol yang bertemu Gibran menjadi perhatian publik setelah Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wapres pada Sabtu, 30 Mei 2025. 

Salah satu nama driver ojol yang paling menonjol dari pertemuan tersebut adalah Mohamad Rahman Tohir, atau yang akrab disapa Cang Rahman, yang telah terdaftar sebagai mitra aktif Gojek sejak tahun 2015.

"Kami pun ingin menegaskan bahwa Mohamad Rahman Tohir atau yang akrab disapa Cang Rahman, salah satu peserta dialog yang ramai menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini adalah benar mitra aktif Gojek sejak 2015," ujar Direktur Public Affairs & Communications PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Ade Mulya dalam keterangannya, dikutip Rabu (3/9/2025).

Nama Driver Ojol yang Bertemu Gibran

Rahman Tohir bukanlah pengemudi ojol biasa. Ia mengawali kariernya sebagai driver Gojek sejak 2015, namun di balik itu semua, ia juga memiliki latar belakang pendidikan yang mencengangkan. Rahman merupakan lulusan Fakultas Hukum di Universitas 17 Agustus 1945.

"Saya bergabung dengan Gojek dari tahun 2015, jadi saya memang driver asli. Saya mengenyam pendidikan adalah sarjana hukum di Universitas 17 Agustus 1945," kata Rahman.

Kisahnya ini menghapus banyak stereotip yang berkembang di masyarakat terkait pengemudi ojek online yang kerap dianggap hanya berasal dari latar belakang pendidikan rendah. Rahman bahkan menegaskan bahwa banyak pengemudi ojol yang juga berpendidikan tinggi.

"Narasi yang beredar sekarang seolah-olah kami tidak berhak menggunakan kata-kata yang sifatnya intelektual seperti eskalasi atau edukasi. Perlu diketahui bahwa pengemudi ojol ini tidak hanya terdiri dari orang-orang yang lulusan SD, SMP atau SMA, tapi ada banyak juga yang merupakan lulusan S1 dan S2," ujarnya memperjelas.

Klarifikasi Soal Tuduhan dan Istilah dalam Komunitas Ojol

Usai pertemuan tersebut, sempat ada kabar yang mengatakan bahwa para pengemudi yang hadir tidak mewakili komunitas ojol tertentu, bahkan beberapa pihak menduga mereka sebagai intel dengan alasan menggunakan istilah yang dianggap dekat dengan dunia militer.

"Mengenai penggunaan kata-kata seperti taruna, itu hal yang lumrah dalam dunia perojolan. Taruna ini menunjukkan satu anggota komunitas yang tidak punya jabatan. Jadi disebut oleh para ketua komunitas sebagai taruna, bukan karena terkait dengan kemiliteran atau institusi tertentu,” tegasnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut