Negara di Dunia Berlomba Bangun Pertahanan Digital
JAKARTA, iNews.id - Industr 4.0 menjadi model terbaru dalam mengembangkan bisnis di sebuah perusahaan. Terobosan teknologi yang memanfaatkan kecerdasan buatan ini juga menjadi salah satu celah yang dilakukan beberapa negara untuk menjaga wilayahnya.
Ketua Diaspora Indonesia Dino Patti Djalal mengungkapkan, selama ini beberapa negara telah berlomba membangun pertahanan digital. Amerika Serikat sejauh ini menjadi negara dengan pengamanan cyber terketat di dunia.
“Top ten cyber security itu masuk Amerika, Tiongkok (China), Israel, Iran, Inggris, dan Korea Utara. Jadi beda sekali dengan daftar kekuatan militer,” kata Dino ketika menjadi pembicara dalam acara betajuk “Cyber Security in A Digital 4.0 Ecosystem” di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Dino menggambarkan, keseriusan negara di dunia untuk membangun kekuatan siber itu dilakukan China yang memiliki sekitar 100.000 anggota dan bekerja di tempat terpisah. Mereka menjaga kedaulatan negara lewat dunia digital. Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA) juga melakukan berbagai proteksi.
“Kalau ke Pentagon, tidak mungkin handphone masuk. Kalau di sini, ke Istana pun free, tidak ada peraturan. Jadi kalau di sini saya melihat semacam cyber awareness kita agak kurang,” ujarnya.
Dia mengingatkan, babak baru industri 4.0 membawa sebuah era baru bagi pertahanan sebuah negara. Ini karena ada kecenderungan campur tangan negara lain untuk mengganggu keamanan negara lainnya.
Menurut Dino, ancaman tersebut harus diantisipasi negara agar keutuhan NKRI tetap terjaga. Suatu saat nanti, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi target selanjutnya dari model penyerangan yang dilakukan oleh pihak luar.
“Ada tren intervensi melalui tangan luar melalui politik. Saya ingin sampaikan, suatu saat nanti bisa saja tak terelakan di Indonesia. Selama ini hoaks dari kita. Ini adalah tantangan demokrasi modern di abad 21,” ujarnya.
Editor: Zen Teguh