Ngeri, Tol Bocimi KM 64 Masuk Zona Rawan Bencana Gerakan Tanah

Lebih lanjut, PVMBG mengatakan faktor penyebab terjadinya tanah longsor diperkirakan karena kemiringan lereng yang agak curam. Tanah pelapukan cukup tebal yang merupakan lapukan dari endapan batuan gunungapi. Serta, dipicu curah hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi dan lama sebelum terjadinya bencana.

Baca Juga

Longsor di Tol Bocimi, Kendaraan dari Arah Jakarta Dialihkan ke Jalur Arteri Cigombong

Mengingat curah hujan yang masih tinggi, PVMBG mengimbau masyarakat waspada potensi longsoran susulan apabila terjadi hujan yang berlangsung lama.

“Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk penanganan material longsoran maupun perbaikan jalan, agar senantiasa waspada dan antisipasi terhadap potensi longsoran susulan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor terutama jika turun hujan,” imbaunya. 

Baca Juga

BPJT: Longsor Tol Bocimi Rusak 1 Ruas Jalan, Berisiko untuk Mudik Lebaran 2024

Selain itu, PVMBG meminta agar saluran air permukaan segera dibenahi agar lebih kedap air dan mampu menampung air jika debit air meningkat saat hujan. Kemudian, pemasangan rambu rawan bencana longsor di sekitar lokasi bencana untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Jika muncul retakan di sekitar lereng tersebut agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan,” pungkasnya. 

Editor: Faieq Hidayat