Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Raja Juli Ajak Kader PSI Teladani Jokowi: Tegas, tapi Santun dan Santuy
Advertisement . Scroll to see content

“Ngobrol Bareng Gus Miftah” Jumat Malam ini Pukul 20.00 di iNews dan RCTI+: Retno Marsudi dan Diplomasi Pandemi

Jumat, 08 Januari 2021 - 16:58:00 WIB
“Ngobrol Bareng Gus Miftah” Jumat Malam ini Pukul 20.00 di iNews dan RCTI+: Retno Marsudi dan Diplomasi Pandemi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan hadir dalam program Ngobrol Bareng Gus Miftah di iNews, Jumat (8/1/2021). (Foto: MNC Media).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bagi sebagian orang, urusan diplomasi adalah teritori kaum adam. Anggapan itu seperti menjadi kebenaran karena sejak Indonesia merdeka, jabatan Menteri Luar Negeri selalu diisi oleh laki-laki. Pertama kali dalam sejarah, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo posisi tertinggi di Kementerian Luar Negeri itu dipercayakan kepada seorang perempuan. Perempuan itu adalah Retno Marsudi yang dinilai sebagai pembaharu dalam diplomasi Indonesia.

Di masa pandemi, diplomasi ala Kartini yang inspiratif dan tak mengenal henti adalah kunci. Dalam berbagai forum internasional, perempuan kelahiran Semarang, 27 November 1962 itu senantiasa mendampingi Presiden Jokowi dan mengusung jurus-jurus diplomasi yang paten. Retno bahkan dianggap sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh dalam Kabinet Jokowi.

Diplomasi Retno adalah diplomasi perdamaian dan kemanusiaan. Sebagai seorang diplomat cakap, Retno Marsudi menegaskan bahwa kegagalan diplomat apabila terjadinya perang. 

“Tugas diplomat itu adalah berusaha untuk menjadikan situasi seburuk apapun menjadi lebih baik, seperti berusaha untuk menjembatani agar tidak terjadi perang,” jelas Retno kepada Gus Miftah. Jika konflik terjadi, tidak hanya akan merusak lingkungan, tetapi juga berpengaruh pada moral masyarakat terdampak.

Retno Marsudi memang bukan perempuan terhebat di dunia, tapi diplomasinya lah yang membuat Indonesia menjadi Anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022 serta berhasil mengantar Indonesia duduk sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. Retno benar-benar menjadi pembaharu dalam keterlibatan perempuan dalam politik diplomasi di dunia.

Sementara itu, Retno menganggap perempuan perlu terus diberdayakan, termasuk di tengah pandemi. Sekitar 70 persen tenaga medis seluruh dunia adalah perempuan.

"Artinya perempuan berada di garda terdepan dalam penanganan pasien," ungkap alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu yang mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari UN Women dan Partnership Global Forum (PGF) 2017 ini.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut