Ortu Korban Tragedi Semanggi Ingatkan Gen Z Teliti Pilih Presiden
JAKARTA, iNews.id - Maria Catarina Sumarsih, orang tua (ortu) korban Tragedi Semanggi Bernardinus Realino Norma Irmawan, bercerita putranya selaku mahasiswa Universitas Atma Jaya meninggal saat menyuarakan aspirasi pada 1998 lalu. Menurutnya, kematian sang putra dan puluhan warga lain menjadikan peristiwa Semanggi sebagai pelanggaran HAM berat.
Dia mengatakan, hal ini juga diakui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menilai penembakan dan penculikan aktivis sebagai kejahatan.
"Tahun 98 sudah diakui oleh Presiden Jokowi penembakan mahasiswa dalam peristiwa Semanggi I, Semanggi II dan Trisakti juga penculikan aktivis pro-demokrasi dan juga kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat," ujar Sumarsih dalam konferensi pers Koalisi Masyarakat Sipil di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2023).
Dia mengingatkan para generasi muda, terlebih gen z, untuk lebih peka dalam memilih pemimpin Indonesia. Dia berharap anak muda tidak memilih sosok yang melakukan pelanggaran HAM.
"Saya selalu mengingatkan jadilah pemilih yang bijak dan cerdas. Kita harus mengenali dan menelusuri para caleg atau pun juga para capres dan cawapres agar mereka tidak berkuasa dan kemudian melakukan pelanggaran HAM berat," ucapnya.
"Harapan saya adalah agar suatu saat ada anak muda yang kemudian menjadi presiden yang berani mempertanggungjawabkan kasus-kasus pelanggaran HAM berat sehingga ada jaminan di masa depan tidak terjadi pelanggaran HAM berat lagi," katanya.