Pakar Unair Buka-bukaan Soal Penyebab Harga Daging Sapi Meningkat
JAKARTA, iNews.id - Harga daging sapi mengalami kenaikan sejak akhir tahun 2021 kemarin dan saat ini sudah ada yang berada di angka Rp 140.000 per kilogram. Pakar dari Universitas Airlangga (Unair) pun menjelaskan tiga penyebab kenaikan harganya.
Menurut Ekonom Unair Rossanto Dwi Handoyo pada dasarnya pasokan sapi di Indonesia berasal dari impor. Kemudian, dari sisi supply dalam negeri, stok daging sapi hanya sekitar 473.000 ton dan angka kebutuhan daging sapi hampir mencapai 700.000 ton.
“Sehingga ada kekurangan pasokan daging sapi domestik sekitar 250.000 ton. Kekurangan tersebut kemudian dipenuhi dari impor,” tuturnya dikutip dari laman resmi Unair, Selasa (15/3/2022).
Selama ini untuk impor sapi hidup bakalan dilakukan dari Australia. Namun pada tahun 2022, pemerintah Australia mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi ekspor sapi hidup bakalan dari 80 persen turun menjadi 44 persen.
“Dengan kebijakan tersebut, Australia akan mengurangi ekspor ke luar negeri, sehingga pasokan kebutuhan daging sapi domestik Indonesia akan berkurang pula,” ucap dia.
Alhasil, pasokan daging sapi di Indonesia berkurang. Padahal, kebutuhan daging sapi di Indonesia justru mengalami kenaikan dan mengakibatkan supply demand yang tidak seimbang.
Kebijakan ekspor tersebut juga menyebabkan harga sapi hidup bakalan dari Australia meningkat. Pada tahun 2020 sekitar US$2,8 atau Rp39.000 per kg sapi berat hidup. Kemudian pada tahun 2021, ada kenaikan sekitar US$3,78 atau sekitar Rp52.000 per kg berat sapi hidup.
“Kenaikan impor sapi bakalan sekitar 30 persen ini juga akan mendorong kenaikan harga sapi dan menyebabkan biaya produksi ikut meningkat,” jelas dia.