Panglima TNI: Ancaman ke Depan Bersifat Asimetris, Proxy dan Hibrida
Menurut Panglima, tidak menutup kemungkinan hal ini dapat berkembang menjadi tindakan-tindakan yang lebih ekstrem atau bahkan merusak, dengan memanfaatkan isu kesenjangan yang diolah menjadi radikalisme, ekstrimisme, dan populisme.
Mantan KSAU ini berharap, dengan kondisi ancaman yang semakin kompleks tersebut TNI dituntut mampu mengikuti perkembangan teknologi yang mendukung pelaksanaan tugas, terutama teknologi kemiliteran yang diintegrasikan dengan kemampuan Network Centric Warfare (NCW) ditunjang dengan Command, Control, Communication, Computer, Intellegence, Surveilance, and Reconnaisance (C4ISR) dan kemampuan cyber warfare.
“Mengingat peralatan NCW dan cyber warfare berkembang relatif cepat dibanding alutsista jenis lain, TNI dalam hal ini komunitas Komlek perlu mengantisipasi model dan mekanisme pengadaan, pemeliharaan dan perawatan, serta peningkatan fungsi peralatan NCW dan siber secara berkala dan berkelanjutan,” tutur Panglima.
Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Inf Bedali Harefa menerangkan, Rakor Komlek TNI 2018 diikuti 116 orang dengan mengangkat tema “Dengan Dilandasi Jiwa Ksatria, Militan, Loyalitas, Profesional dan Modern Kita Tingkatkan Interoperabilitas Komlek TNI Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI”.
Editor: Zen Teguh