Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Terima Aduan Warga, Puspadaya Perindo Komitmen Beri Perlindungan ke Perempuan dan Kaum Rentan
Advertisement . Scroll to see content

Partai Perindo Jaksel Kembangkan Bioflok dan Maggot, Solusi Pangan serta Lapangan Pekerjaan

Jumat, 01 Agustus 2025 - 15:22:00 WIB
Partai Perindo Jaksel Kembangkan Bioflok dan Maggot, Solusi Pangan serta Lapangan Pekerjaan
Kader Partai Perindo Jakarta Selatan menciptakan inovasi berbasis lingkungan lewat budidaya bioflok dan maggot, di tengah permukiman padat Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Foto: iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Kader Partai Perindo Jakarta Selatan menciptakan inovasi berbasis lingkungan lewat budidaya bioflok dan maggot, di tengah permukiman padat dan geliat aktivitas warga Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Program Partai Kita ini tak hanya mengurangi sampah, tapi juga membuka peluang kerja dan mendukung ketahanan pangan.

Kini di lahan yang dulunya kosong berdiri deretan kolam bioflok berisi puluhan ribu ikan nila yang dikelola para kader Partai Perindo Jaksel. Pengelolaannya di bawah koordinasi Rudy Susanto, Ketua DPC Partai Perindo Jagakarsa sekaligus Ketua Laskar Krukut Luhur (Laskaru) Indonesia.

Apa yang mereka lakukan bukan sekadar budidaya ikan, tetapi membangun ekosistem pemberdayaan yang menyentuh banyak sisi, seperti pengelolaan sampah organik, penciptaan lapangan kerja, hingga kedaulatan pangan.

Kader Partai Perindo Jakarta Selatan menciptakan inovasi berbasis lingkungan lewat budidaya bioflok dan maggot, di tengah permukiman padat Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Foto: iNews)
Kader Partai Perindo Jakarta Selatan menciptakan inovasi berbasis lingkungan lewat budidaya bioflok dan maggot, di tengah permukiman padat Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Foto: iNews)

Kunci dari budidaya ini bukan hanya pada kolam dan ikan, tetapi juga pada pakan yang digunakan, yakni ulat maggot yang dibudidayakan sendiri. Setiap dua hari, para kader berhasil mengolah sekitar 600 kilogram sampah organik dari masyarakat dan distribusi Dinas Lingkungan Hidup. Sampah ini dimanfaatkan untuk memproduksi maggot, yang kemudian dijadikan pakan ikan nila.

"Kita kerok telur maggot dari kayu, itu bisa menghasilkan sampai 80 gram. Maggot ini kita pakai buat pakan ikan, dan sebagian kecil dijual ke warga," kata Rudy, yang juga Ketua Pegiat Maggot Laskaru. 

Harga maggot yang dijual berkisar Rp8.000–Rp10.000 per kilogram, dan mampu mengurangi volume sampah secara signifikan.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut