Pasukan Kopassus Bergerak, Kelompok Teroris Komando Jihad Dilumpuhkan
JAKARTA, iNews.id - Satu unit kecil pasukan Kopassus yang sangat terlatih berhasil menumpas kelompok teroris Komando Jihad pimpinan Imran bin Muhammad Zein. Dalam serangan kilat, empat dari lima orang teroris ditembak mati.
Penyerbuan itu dikenal sebagai Operasi Woyla. Pada 28 Maret 2021, operasi pembebasan sandera itu tepat 40 tahun berlalu. Pemimpin operasi, Letjen TNI (Purn) Sinton Panjaitan, menceritakan kembali detik-detik menegangkan itu dalam podcast Puspen TNI.
Sintong masih berpangkat letnan kolonel ketika kelompok teroris membajak pesawat DC-9 Woyla milik maskapai Garuda Indonesia. Sintong merupakan Asisten Operasi Kopassandha (kelak berubah menjadi Kopassus).

Setelah peristiwa pembajakan itu tersiar, Kopassus diberi tugas untuk membuat operasi pembebasan sandera. Sintong ditunjuk sebagi pemimpin. Dirinya mengingat bagaimana sempat ditanya Kapusintelstrat di sela-sela persiapan operasi.
“Pak Benny tanya saya, ’Mana perlengkapanmu, mana senjatamu?’,” kata Sintong, dikutip Kamis (4/1/2021).
Lulusan Akademi Militer Nasional 1963 itu pun lantas menunjukkan M-16 A1. Melihat senjata itu, Benny menghardik. Dia mengganggap senjata tersebut sangat berbahaya karena bisa meledakkan pesawat.
“Dia bilang sama saya ‘senjata mu ini senjata bunuh diri’,” kata Sintong. Benny lantas meminta Sintong dan pasukannya menggunakan senjata serbu MP-5.
Peristiwa Woyla
Peristiwa Woyla terjadi pada 28 Maret 1981. Pesawat Garuda Indonesia penerbangan 206 yang dipiloti Herman Rante tinggal landas dari Jakarta pukul 08.00 WIB menuju Bandara Polonia, Medan. Pesawat transit di Bandara Talangbetutu, Palembang.
Tak lama setelah tinggal landas dari Palembang, lima orang anggota Komando Jihad yang menyamar sebagai penumpang membajak pesawt. Mereka memaksa agar pesawat terbang menuju Kolombo, Sri Lanka.