Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil Lengkap Dokter Merdias Almatsier, Mantan Ketum PB IDI yang Meninggal Dunia
Advertisement . Scroll to see content

PB IDI: Vaksin AstraZeneca Aman dan Masih Boleh Digunakan

Selasa, 18 Mei 2021 - 09:15:00 WIB
PB IDI: Vaksin AstraZeneca Aman dan Masih Boleh Digunakan
PB IDI menjelaskan vaksin AstraZeneca masih aman untuk digunakan. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan vaksin AstraZeneca aman dan masih boleh digunakan. Hal itu menanggapi kasus pembekuan darah akibat vaksin tersebut.

Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban mengatakan sindrom pembekuan darah terjadi pada sebagian kecil penerima vaksin AstraZeneca di dunia. Bahkan, menurutnya yang bermasalah hanya produksi vaksin AstraZeneca pada batch CTMAV547 yang juga telah dihentikan distribusinya oleh Indonesia.

“Pada prinsipnya AstraZeneca itu aman dan masih boleh digunakan. Kejadian pembekuan darah dari vaksin ini juga sangat jarang dan dapat diobati pada beberapa kasus di Eropa. Pun yang diduga bermasalah hanya Batch CTMAV547 saja,” ucap Zubairi lewat akun Twitternya dikutip Selasa (18/5/2021).

Kalau aman, kenapa distribusi dan penggunaan AstraZeneca dihentikan?

“Hal ini untuk memastikan dulu sembari menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM. Yang dihentikan sementara itu sebanyak 400.000-an dosis. Sisanya, sekitar 3 jutaan dosis masih tetap digunakan,” kata Zubairi.

Sebenarnya seberapa banyak kejadian pembekuan darah dari vaksin AstraZeneca? Zubairi pun membeberkan sejumlah data yang dikantonginya.

“Dalam catatan saya, misalnya di Inggris. Kejadiannya 10,5 per satu juta dosis dari dosis pertama. Sekitar 242 kejadian. Data itu sampai 28 April 2021. Silakan tambahkan bagi yang punya data,” katanya.

Selain itu Zubairi juga menjelaskan bagaimana pembekuan darah itu bisa terjadi dan di bagian tubuh mana.

“Ternyata, yang paling sering itu timbul pembekuan darah di pembuluh darah vena otak. Istilahnya CVST atau cerebral venous sinus thrombosis. Ini bisa menyebabkan kematian disertai penurunan jumlah trombosis,” tutur Zubairi.

Kemudian dia juga memamaparkan kelompok masyarakat mana yang rentan menghadapi risiko pembekuan darah.

“Kecenderungan itu sering terjadi pada orang dengan lupus (odapus). Studi menyatakan odapus juga berisiko mengalami gangguan jantung. Sebab itu, odapus harus memenuhi syarat sebelum menerima AstraZeneca,” ucap Zubairi.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut