Pejabat Pelni Dicopot Gegara Kajian, Ngabalin : BUMN Harus Bersih dari Radikalisme
JAKARTA, iNews.id - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengapresiasi pencopotan pejabat PT Pelni yang menggelar kajian Ramadan tanpa seizin atasan. Sebab menurutnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus bersih dari ajaran radikalisme.
"BUMN, Badan Usaha Milik Negara itu harus bersih dari orang-orang yang menyebarkan ajaran dan paham-paham radikal di karyawan-karyawan BUMN," kata Ngabalin saat berbincang dengan MNC Portal Indonesia melalui sambungan telepon, Sabtu (10/4/2021).
Ngabalin menyoroti sikap pejabat di PT Pelni yang menggelar kajian tapi tanpa izin atasannya. Atas dasar itulah, Ngabalin mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh komisaris PT Pelni mencopot pejabatnya itu.
"Tidak ada orang di perusahaan milik negara itu bekerja atas kemauannya sendiri, jadi harus ada koordinasi, karena itu kenapa bang Ali memberikan apresiasi kepada direksi dan komisaris PT Pelni atas tindakan tegas yang mereka ambil. Karena, BUMN harus bersih," katanya.
Menurut dia, hal itu untuk mengantisipasi adanya penyebaran paham radikalisme dan intoleransi di kalangan BUMN. Dia kemudian menyinggung soal sosok penceramah yang isi ceramahnya justru menyebarkan kebencian.
"Karena begini, sekarang ini kan banyak orang yang ngaku sebagai ustadz dan mubaligh, pakai sorban, pakai kopiah, jidat hitam, sudah. Bisa pidato sedikit, semua sudah bisa jadi ustadz. Tetapi dalam berpidato, dalam berceramah itu, lebih banyak menyebarkan ujaran-ujaran kebencian," kata Ngabalin.