Pelajar Nakal Dibina di Barak Militer, JPPI: Mematikan Nalar Kritis Anak
Sebelumnya, TNI menepis anggapan pendidikan anak nakal di barak militer adalah militerisme. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi memastikan, apa yang dilakukan oleh pihaknya hanya pendidikan disiplin biasa saja.
Kristomei mencontohkan, selama pembinaan ini siswa diajarkan disiplin bangun pagi kemudian beribadah atau melakukan olahraga.
"Kalau cuma bangun jam 04.30 pagi, terus kemudian salat dan senam pagi kan artinya menurut saya bukan militerisme. Pendidikan disiplin saja, gerakan disiplin," kata Kristomei, dikutip Jumat (9/5/2025).
Pihaknya telah menyusun jadwal ketat untuk membina anak-anak berkategori nakal tersebut. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa menjalani hidup dengan disiplin.
Sementara itu, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menilai positif kebijakan mengirim anak nakal ke barak militer atau TNI oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Bahkan, Pigai meminta agar kebijakan itu bisa diterapkan secara nasional.
Namun, dia menekankan hal itu bisa dilakukan jika kebijakan ini sudah teruji berlangsung baik dan bagus hasilnya.
"Kalau itu berlangsung uji coba pertama ini bagus, ya kami meminta Menteri Dikdasmen untuk mengeluarkan sebuah peraturan supaya ini bisa dijalankan secara masif di seluruh indonesia, kalau bagus," ujar Pigai di Kementerian HAM, Jakarta Selasa (6/5/2025).
Dia juga berharap sistem pendidikan di barak militer terkontrol agar tidak menabrak nilai-nilai HAM.
Editor: Reza Fajri