Pendiri Indef Paparkan Program MBG Punya Dampak Positif Raksasa, Apa saja?
Intervensi negara melalui pemenuhan gizi dinilai sangat strategis karena menyasar langsung kelompok masyarakat kelas bawah. Jika terkonsolidasi dengan baik, program ini diproyeksikan mampu memperkecil kesenjangan sosial-ekonomi, mengingat intervensi gizi negara menjangkau sekitar 50 persen masyarakat lapisan bawah.
Dampak MBG juga dirasakan di tingkat akar rumput. Di SMAN 1 Taraju, Cibuntu, Tasikmalaya, program ini disebut telah mengubah pola hidup siswa menjadi lebih sehat. Alfi Alfian, siswa kelas XI, mengungkapkan perubahan kebiasaan makannya sejak adanya MBG.
"Sebelum ada MBG, paling cuma jajan cireng. Sekarang setelah MBG saya tidak perlu bawa bekal dari rumah. Kata mama juga mantap di SMA ada MBG, sangat terbantu," ujar Alfian.
Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Taraju, Nurhayati, mencatat adanya perubahan perilaku ekonomi dan kedisiplinan siswa. Kebiasaan jajan saat jam istirahat berkurang, sehingga pengeluaran harian siswa yang sebelumnya berkisar Rp12.000 hingga Rp15.000 ikut menurun.
“Kehadiran siswa juga ada perubahan karena mereka merasa terbantu. Minimal asupan gizi akan berdampak terhadap kesehatan. Dengan gizi yang sehat ada semangat mereka untuk sekolah. Mudah-mudahan seiring berjalannya waktu, dengan adanya perbaikan gizi bisa dilihat efek jangka panjangnya," kata Nurhayati.