Pengertian Dejavu: Teori Penjelasan Beserta Penyebabnya
JAKARTA, iNews.id - Pengertian dejavu beserta teori penjelasan penyebabnya menarik untuk diulas. Dejavu adalah fenomena yang membuat kita merasa bahwa kita pernah mengalami suatu hal di masa lalu, padahal kita tahu bahwa itu adalah pengalaman baru.
Fenomena dejavu sering kali dikaitkan dengan hal-hal paranormal, tetapi sebenarnya ada beberapa teori ilmiah yang dapat menjelaskan penyebabnya.
Merangkum berbagai sumber, Kamis (21/9/2023) berikut iNews.id sajikan ulasan mengenai pengertian dejavu beserta teori penyebabnya.
Istilah dejavu pertama kali digunakan oleh psikolog Prancis Emile Boirac pada tahun 1876. Dejavu berasal dari bahasa Prancis dan secara harfiah berarti "pernah melihat" atau "pernah merasa".
Dejavu adalah perasaan bahwa kita pernah mengalami suatu hal sebelumnya, padahal kita tahu bahwa itu adalah pengalaman baru. Kadang-kadang, kita bahkan bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.
Perasaan ini biasanya berlangsung selama 10 hingga 30 detik. Dejavu sering kali dikaitkan dengan hal-hal paranormal, tetapi sebenarnya ada beberapa penjelasan ilmiah untuk fenomena ini.
1. Teori Split Perception
Teori ini menjelaskan bahwa dejavu dapat terjadi ketika otak kita secara tidak sadar menyimpan ingatan tentang suatu peristiwa.
Ketika kita mengalami peristiwa yang serupa di lain waktu, otak kita akan secara otomatis menghubungkannya dengan ingatan yang tersimpan sebelumnya. Hal ini dapat menyebabkan kita merasa seolah-olah telah mengalami peristiwa tersebut sebelumnya.
Contoh:
Seorang anak melihat sebuah bangunan tua di jalan, tetapi tidak fokus karena sedang bermain ponsel. Keesokan harinya, anak tersebut kembali melihat bangunan yang sama dan merasa familiar.
Hal ini terjadi karena otak anak tersebut secara tidak sadar menyimpan ingatan tentang bangunan tersebut di hari sebelumnya.
2. Teori Memory Recall
Teori ini menjelaskan bahwa dejavu dapat terjadi ketika kita mengalami peristiwa yang mengingatkan kita pada suatu pengalaman di masa lalu.
Hal ini dapat terjadi karena otak kita secara otomatis membandingkan pengalaman baru dengan pengalaman lama yang tersimpan dalam memori.
Jika terdapat kesamaan antara kedua pengalaman tersebut, kita mungkin akan merasa seolah-olah telah mengalami peristiwa tersebut sebelumnya.
Contoh:
Seorang dewasa mengunjungi sebuah coffee shop bernuansa Eropa di bilangan Kemang. Ia merasa familiar dengan bangunan tersebut, dan ternyata interior di sana mirip dengan kafe asli di Jepang yang pernah ia kunjungi waktu kecil.
Hal ini terjadi karena otak orang dewasa tersebut secara otomatis membandingkan pengalaman barunya dengan pengalaman lama yang tersimpan dalam memori.
3. Kejang Lobus Temporal
Penyebab dejavu selanjut adalah kejang lobus temporal. Kejang ini biasanya dialami oleh penderita epilepsi, stroke, tumor, atau kelainan pembuluh darah di otak. Lobus temporal otak bertanggung jawab dalam memproses emosi dan penyimpanan memori jangka pendek.
Kejang lobus temporal dapat menyebabkan respons seseorang terhadap lingkungan sekitar menjadi menurun. Mereka memiliki kemampuan untuk melakukan hal yang sama secara berulang. Ketika kejang terjadi, mereka juga dapat mengalami halusinasi dan dejavu.
4. Gangguan Sirkulasi Otak
Dejavu juga dapat disebabkan oleh gangguan sirkulasi otak, atau malfungsi sirkuit otak yang kecil. Memori manusia disimpan di dua tempat, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Dejavu terjadi ketika otak salah mengartikan kejadian yang sedang berlangsung.
Seharusnya, apa yang kita lihat sekarang disimpan di memori jangka pendek. Namun, otak dapat langsung membawanya ke memori jangka panjang.
Ketika kejadian tersebut berulang, kita merasa seolah-olah hal itu telah terjadi di masa lalu. Padahal, kita baru saja mengalaminya beberapa menit yang lalu.