Penyebab Kemunduran Kerajaan Kutai, Ini Sejarah, Masa Kejayaan dan Keruntuhannya
JAKARTA, iNews.id - Penyebab kemunduran kerajaan Kutai menjadi sejarah penting bagi Indonesia. Apalagi informasi ini merupakan salah satu materi dalam pelajaran sejarah di bangku sekolah. Agar kamu lebih tahu, simak selengkapnya berikut ini.
Kerajaan Kutai adalah kerajaan pertama di Indonesia setelah Indonesia memasuki zaman Aksara. Sumber sejarah Kerajaan Kutai didasarkan atas penemuan prasasti berupa yupa, yaitu tiang batu untuk mengikat hewan korban.
Masa kejayaan kerajaan Kutai terjadi saat istana dipimpin oleh Raja Mulawarman, yakni cucu dari Kudungga, pendiri Kerajaan kutai. Hal itu berdasarkan prasasti Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Setelah mengalami masa kejayaan, kerajaan Kutai mengalami masa kerunuhan di kepemimpinan raja Maharaja Dharma Setia. Penyebab kemunduran Kerajaan Kutai karena raja tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kertanegara ke-13, yakni Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.
1. Kudungga adalah raja pertama Kutai yang masih menggunakan nama asli Indonesia.
2. Aswawarman adalah putra Kudungga yang pernah melaksanakan upacara Asmawedha, yaitu upacara seperti yang pernah dilaksanakan oleh Raja Samudragupta di India ketika akan memperluas wilayah.
3. Mulawarman adalah putra Aswawarman, sekaligus sebagai raja terbesar dari Kerajaan Kutai.
Dilihat dari letak Kerajaan Kutai yang berada di tepi Sungai Mahakam, istana ini merupakan kerajaan yang bercorak maritim. Oleh karena itu, kegiatan perekonomian masyarakat Kutai adalah dalam bidang pelayaran dan perdagangan.
Peranan Kerajaan Kutai dalam bidang perdagangan adalah sebagai bandar transit yang menghubungkan antara Cina dan Pulau Jawa. Selain itu, Kerajaan Kutai berperan sebagai penghasil kayu damar serta rotan.
Berdasarkan bukti yang ada, tidak ada penjelasan kapan berakhirnya Kerajaan Kutai. Para ahli sejarah memperkirakan penyebab kemunduran Kerajaan Kutai adalah sebagai berikut:
Itulah penyebab kemunduran kerajaan Kuai beserta sejarah lengkapnya. Semoga bisa menambah wawasanmu!
Editor: Puti Aini Yasmin