Penyerangan Ustaz dan Rumah Ibadah, Tjahjo: Hanya Kasuistik
JAKARTA, iNews.id - Peristiwa penyerangan terhadap sejumlah ustaz dan rumah ibadah dinilai tidak ada hubungannya dengan tahun politik. Namun, pemerintah tetap mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak terulang.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, pemerintah serius menyikapi peristiwa terhadap penyerangan ustaz dan rumah ibadah. Menurutnya, fungsi komunikasi beragama yang berjalan selama ini perlu ditingkatkan lagi untuk menghindari adanya upaya pecah belah di masyarakat.
"Saya kok belum melihat ke arah sana ya (terkait politik)," ujar Tjahjo di Jakarta, Senin (12/2/2018).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menuturkan, perlunya peningkatan kewaspadaan. Semua warga negara, kata dia perlu dilindungi dalam menjalankan keyakinannya masing-masing.
"Ini hanya kasuistik, walaupun ini sudah dalam tahap yang harus diantisipasi," ucapnya.
Sebelumnya Ketua Brigade Persatuan Islam Indonesia (Persis) Ustaz R Prawoto meninggal dunia dianiaya seorang pria bernama Asep Maftuh. Jenazah Ustaz Prawoto dimakamkan di tempat pemakaman keluarga di Kampung Barujul, berbatasan antara Kecamatan Margahayu dan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Penyerangan sebelumnya juga terjadi terhadap pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah Santiong, Kampung Sentiong RT 04/01, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri (60) yang akrab disapa Ceng Emon atau Mama Santiong.
Penyerangan itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB di Masjid Al-Hidayah, Pesantren Santiong, Sabtu, 27 Januari 2018. Saat itu, korban sedang duduk wirid atau berzikir seusai salat Subuh berjamaah. Suasana di dalam masjid sepi saat penyerangan, karena seluruh santri kembali ke pondok masing-masing.
Penyerangan belum lama juga terjadi terhadap Ustaz Abdul Basith di Jalan Syahdan Palmerah, Jakarta Barat. Namun, polisi sudah menyatakan, penyerangan tersebut murni tidak pindana.
Selain itu terjadi juga penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta. Pelaku penyerangan merupakan seorang mahasiswa bernama Suliyono menggunakan senjata tajam (sajam) pada Minggu kemarin. Akibat kejadian tersebut, seorang romo bernama Karl Edmund Prier, tiga jemaat, dan seorang polisi Aiptu Munir menjadi korban serangan itu.
Editor: Kurnia Illahi