Perindo: Politik Uang Harus Ditindak Tegas Tanpa Tebang Pilih

JAKARTA, iNews.id, - Partai Perindo mendukung segala upaya untuk mewujudkan pemilu bersih, jujur, damai, dan berintegritas. Berbagai potensi kecurangan harus dicegah. Jika terjadi pelanggaran, penindakan pun harus tegas.

Ketua Divisi Konsolidasi Pileg TOP 9 Partai Perindo Wibowo Hadiwardoyo mengatakan, langkah pemerintah dan penyelenggara pemilu dalam mencegah terjadinya berbagai bentuk kecurangan yang dapat merusak sistem demokrasi bangsa harus didukung. Salah satunya peredaran politik uang.

Baca Juga

Mengapa Brunei Tidak Mau Bergabung dengan Malaysia? Ini Sejarahnya

“Iya itu bagus (patroli pengawasan pemilu), hanya ada beberapa catatan penting yang perlu diingat,” katanya, dikutip Selasa (12/3/2019).

Pernyataan Wibowo merespons rencana Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menggalakan kembali patroli pengawasan Pemilu 2019 demi mengantisipasi terjadinya politik uang di masa tenang kampanye.

Wibowo menuturkan, selama ini penegakan hukum terhadap pelaku politik uang masih lemah. Jika ingin rencana itu efektif, dalam pelaksanaannya petugas harus berani menindak tegas dan tidak membeda-bedakan siapapun yang melanggar aturan tersebut.

“Siapapun yang melanggar, ditindak dengan treatment yang sama. Jangan sampai langkah ini hanya akan mengena pada caleg atau parpol baru sementara yang incumbent tidak,” katanya.

Selain itu, penanganan terhadap kasus politik uang yang berbelit dan panjang kerap kali membuat proses pidana money politic dilupakan sehingga tidak menimbulkan efek jera kepada pelakunya.

Wibowo pun meminta agar kasus politik uang dapat berjalan dengan cepat dan tepat agar tidak lewat waktu atau kedaluwarsa. Jika ditemukan bukti, pelaku bisa diberi peringatan berupa diskualifikasi tanpa harus menunggu proses pengadilan yang panjang.

“Putusan dari proses itu masih dapat diterapkan, misalnya berupa pembatalan pelatikan apabila yang berkasus menang. Dan apabila yang bersangkutan tidak menang, parpol tempatnya bernaung yang menanggung hukumannya,” tuturnya.

Editor: Zen Teguh