Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tok! MK Tolak Gugatan Pembatasan Jabatan Ketum Parpol
Advertisement . Scroll to see content

Perludem Sorot Kebijakan Parpol Dukung Sejumlah Calon Bukan Kader

Kamis, 11 Januari 2018 - 06:10:00 WIB
Perludem Sorot Kebijakan Parpol Dukung Sejumlah Calon Bukan Kader
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejumlah nama calon kepala daerah bukan kader partai politik (parpol) mewarnai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018. Namun hal tersebut tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku tentang pengusuangan pasangan calon (paslon) dalam pilkada.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyebut dalam pelaksanaan pesta demokrasi pilkada, memang tidak dilarang bagi partai politik untuk mencalonkan kandidatnya dari luar daerah dan yang telah berusia senja. Hanya saja menurut dia, dua indikator ini apabila dilakukan oleh sebuah institusi politik terus menerus akan menjadi pertanyaan besar, khususnya menyangkut proses kaderisasi.

"Memang dalam pilkada tidak dilarang untuk mencalonkan calon dari luar daerah dan juga yang berusia senja. Karena memang regulasi memungkinkan untuk itu dan tidak ada yang melarang pencalonan mereka. Hanya saja memang pencalonan politisi pendatang di pilkada yang bukan berasal dari kader parpol (pengurus) di daerah itu adalah sangat beresiko," ujar Titi di Jakarta, Kamis (11/1/2018).

Dia mengatakan, calon kepala daerah yang bukan berasal dari daerahnya akan melemahkan kaderisasi. Selain itu dapat juga melemahkan kepengurusan partai di daerah tersebut secara perlahan. "Sebab kaderisasi yang dilakukan daerah yang mestinya menjadi modalitas dalam rekrutmen politik, akhirnya jadi tidak bermakna," ucapnya.

Partai politik, kata dia, untuk mulai berpikir rasional, orientasi sekedar untuk menang dari parpol saat mengikuti pilkada jelas merugikan kader-kader organik partai. Titi juga mengkritik masuknya figur calon kepala daerah berusia senja pada pilkada kali ini. Menurutnya, kondisi tersebut jelas berseberangan dengan realitas di sejumlah belahan dunia yang diwarnai dengan bermunculan para pemimpin muda.

"Resiko calon berusia senja adalah mereka harus bekerja keras untuk beradaptasi dengan hal-hal dimaksud, termasuk juga upaya mereka untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari para pemilih pemula dan pemilu muda yang jumlahnya sangat signifikan," katanya.

Editor: Achmad Syukron Fadillah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut