Pesan Natal Ketua KPK Firli Bahuri: Dalam Hening, Pelita Kasih Itu Dinyalakan
JAKARTA, iNews.id – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyampaikan ucapan selamat Natal 2019 bagi umat Kristiani di Indonesia. Melalui pesan Natal, Firli berharap perayaan Natal ini menghadirkan kedamaian dan sukacita.
Firli berpandangan, Natal merupakan momentum untuk saling menjaga kerukunan dan merekatkan hubungan antarumat beragama. Natal, kata dia, merupakan ari yang menjadi berkat bagi semua makhluk di dunia.
”Saya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, berharap Natal akan memantik damai di hati, damai di Bumi Pertiwi. Selamat Merayakan Indahnya Persaudaraan dalam Kasih, dalam damai akan selalu ada sukacita. Selamat Natal 2019,” kata Firli, Rabu (25/12/2019).
Pesan Natal Firli diberi judul “ Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang”. Judul ini merupakan tema Natal bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), berdasarkan Injil Yohanes 15: 14-15.
Kendati demikian, memulai pesan itu Firli mengawali dengan kalimat perenungan: “Dalam Hening, Pelita Kasih Itu Dinyalakan”. Tulisan ini dibuat dalam huruf kapital.
Berikut pesan Natal Firli Bahuri:
DALAM HENING, PELITA KASIH ITU DINYALAKAN
Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang
Perjalanan panjang menegakkan kebenaran berbalut kasih itu dimulai di malam itu. Saat seluruh dunia tertidur dalam sunyi, setitik api menyala dalam sebuh gubuk nun jauh di pelosok. Hadirnya tidak dalam sorak sorai dan gempita, pesta pora, dan nyanyian. Ia sempat tertolak hingga tak ada tempatnya bernaung.
Ia pun menyingkir dalam sepi dan harkatnya dalam kemuliaan diturunkan. Namun kemegahannya diangkat dalam semesta hening oleh sontak bunyi sangkakala yang beruntun ditiupkan. Sejak saat itu, takdir dilahirkan dalam sesosok bayi yang tergolek di palungan.
Padanya diterakan makna kebenaran, padanya pula dihadirkan perjuangan yang tak akan pernah berhenti. Di antara pergulatan yang nantinya akan dialaminya, ia hadir membawa misi perdamaian atas nama kasih dan suka cita. Damai dan kasih, dua kata yang akan selalu seiring sejalan, satu dalam nada yang akan diserukan di seluruh penjuru.
Namun, meski makna kasih dibawanya, dan arti damai disandangnya, ia tak akan berkompromi pada ketidakjujuran dan ketidakadilan. Hari ini, perjalanan panjang itu dimulai di malam yang hening dan khusyuk.
Pelan namun pasti spiritualitas terbangun dalam hening, tidak bergejolak, namun terasa. Menjadi nyala api yang tak pernah padam di dalam hati. Spiritualitas yang dijiwai oleh semangat kasih untuk selalu melayani, membuka diri pada warna warni nusantara, bertransformasi dalam dunia yang penuh dinamika.
Spiritualitas yang mengedepankan kasih di atas segalanya, mempererat tali persaudaraan, dan menjadi garam dan terang dunia bagi sesama. Dan dalam hening itu, kasih itu nyata adanya.
Hari ini hari Natal. Hari penuh sukacita. Hari yang menjadi berkat bagi semua makhluk di dunia. Hari ini, kedamaian dihadirkan, suka cita diwartakan. Umat Nasrani berkumpul memadahkan lagu penuh syukur merayakan kehadiran Sang Kasih.
Puja dan puji dikumandangkan, lagu Malam Kudus digaungkan, hingga di seluruh penjuru tanah air bergetar oleh keheningan dan kedamaian yang menyentuh hati. Kebersamaan dalam kasih itu akan memperkokoh persaudaraan, mempererat persatuan, dan meneguhkan pengharapan.
Natal kali ini, adalah Natal yang mengingatkan pada semangat persaudaraan dalam wadah bumi Indonesia yang dianugerahi dengan perbedaan yang indah. Perbedaan yang dimaknai sebagai karunia yang harus dijaga sepanjang perjalanan spiritualitas mengimani indahnya Natal yang penuh damai dan suka cita.
Oleh karena itu, bagi Umat Nasrani, Hidup sebagai Sahabat bagi Semua Orang adalah pengejawantahan dari semangat Natal yang telah lama dihadirkan sepanjang perjalanan spiritualitas dalam panggilannya sebagai Umat Kristen. Dan Kasih menjadi perekat yang tak hanya mengikat, namun melandasi dasar iman dalam hidup bermasyarakat, dalam negara persatuan Indonesia.*
Editor: Zen Teguh