Peserta IYMWF 2018 Fatayat NU Diajak ke Pesantren Al-Hamid dan PBNU
JAKARTA, iNews.id – Penyelenggaraan The International Young Muslim Women Conference (IYMWF) 2018 diisi dengan kunjungan ke sejumlah tempat. Para peserta pada Sabtu (27/8/2018) diajak ke Pondok Pesantren Al-Hamid di Jakarta Timur, kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Kunjungan ini dimaksudkan agar para peserta lebih mengenal praktik keagamaan, organisasi, dan kebudayaan di Indonesia. Sesi field trip pertama menuju Ponpes Al-Hamid. Dipimpin Ketum PP Fatayat NU Anggia Ermarini, peserta konferensi diterima pengasuh pesantren KH Lukman Hakim dan disambut hadrah dan Tari Saman oleh santri.
"Kunjungan ini menunjukkan bahwa perempuan bukan hanya kasur, sumur, dan dapur. Para perempuan dunia yang hadir semoga juga dapat memotivasi santriwati agar bisa berperan lebih," ujar Kiai Lukman, Sabtu (27/10/2018).
Ponpes Al-Hamid dihuni ribuan santri yang datang dari berbagai daerah. "Kami mengutamakan adab dan akhlakul karimah kepada santri. Kunjungan ini sangat bermanfaat dan menyemangati santri perempuan agar bercita-cita di profesi apapun," kata Kiai Lukman.

Anggia Ermarini mengatakan, kunungan ke Ponpes Al-Hamid karena tidak semua peserta IYMWF tahu tentang pesantren.
”Pendidikan di pesantren itu 24 jam. Pesantren is an islamic boarding school that is very unique. It has their own authority in giving education, morality, etc. Itu yang ingin kita tunjukkan. Sebab peserta yang hadir adalah orang-orang terpilih," kata Anggia.
Dari pesantren, tujuan berikutnya ke TMII. Peserta konferensi diajak melihat aneka ragam rumah-rumah adat dari 34 provinsi se-Indonesia, baju tradisional, dan ragam budaya lainnya. Rombongan mampir ke Anjungan Sulawesi Selatan, makan siang sambil menikmati tari-tarian khas daerah Sulawesi Selatan.
Adapun kunjungan ke PBNU, peserta diterima Katib Aam Kiai Yahya Cholil Staquf. Selain itu, sebagian juga berkesempatan mampir ke Pojok Gus Dur dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU. Di LPBI, mereka melihat langsung bagaimana kerajinan tangan dari kertas koran bisa dijadikan patung, asbak, tas, dan aneka kreasi lainnya.
Editor: Zen Teguh