PKB: Pilpres Jangan Dianggap Ancaman Kerukunan Masyarakat
JAKARTA, iNews.id – Menjelang perhelatan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, sejumlah ketegangan politik mulai bermunculan di tengah-tengah masyarakat. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memicu retaknya kerukunan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akan tetapi, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menilai Pilpres 2019 bukanlah ancaman untuk kerukunan di dalam masyarakat. Menurut dia, masyarakat pun tidak perlu merespons ketakutan tersebut secara berlebihan.
“Dampak dari Pilpres ini ada apa enggak? Atau jangan-jangan hanya sekadar hantu ketakutan, lalu direspons dan menyebar menjadi ketakutan-ketakutan lain,” ujar Maman dalam acara diskusi politik yang diselenggarakan PolMark Indonesia di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Dia mengatakan, masyarakat saat ini semestinya diberikan edukasi politik yang lebih baik, terutama tentang pentingnya etika untuk menghargai perbedaan pilihan. Masyarakat harus diberi pemahaman bahwa berbeda pilihan dalam politik adalah suatu hal yang wajar dan tidak seharusnya dijadikan alasan untuk berselisih.
“Pertama kita harus memberikan edukasi ke masyarakat, bahwa politik itu biasa aja, adu ide. Ada yang perlu kita sosialisasikan, yaitu (cara berpolitik) founding fathers kita,” ucapnya.
Maman menuturkan, masyarakat bisa mengambil keteladanan dari Soekarno dan Mohammad Hatta. Meski kedua tokoh proklamator RI itu memiliki perbedaan pandangan yang cukup tajam dalam politik, mereka tetap menjaga hubungan sosial yang baik dalam memimpin.
“Contoh Soekarno dan Bung Hatta. Meski beda pendapat, namun kerinduan keduanya tampak jelas ketika di akhir hayat Soekarno,” kata Maman.
Dia berpendapat, yang seharusnya menjadi musuh bersama saat ini adalah hoaks atau kabar bohong. Sebab, jika hoaks tidak cepat ditanggulangi, itu dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat. Karena itu, dia pun menyarankan agar gerakan literasi harus terus-menerus digerakkan agar masyarakat cerdas dalam menerima dan menyaring informasi yang masuk.
“Gerakan literasi harus dimasifkan di kelompok mana pun. Jika literasi tak dilakukan, kerukunan sosial akan terpecah dan terus menjadi rentan. Jangan jadi masyarakat instan yang hanya menerima berita hoaks tanpa penyaringan,” tuturnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil