Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Cs Siap Penuhi Panggilan Polda Metro
Advertisement . Scroll to see content

PN Jakarta Selatan Tolak Praperadilan Ravio Patra

Selasa, 14 Juli 2020 - 15:20:00 WIB
PN Jakarta Selatan Tolak Praperadilan Ravio Patra
Persidangan putusan praperadilan yang diajukan tersangka Ravio Patra di PN Jakarta Selatan, Selasa (14/7/2020). (Foto: iNews.id/Irfan Ma'ruf).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Nazar Effriandi, menolak gugatan praperadilan yang diajukan oleh Ravio Patra. Hakim menilai pemohon tidak dapat memberikan bukti-bukti formil yang cukup untuk memenuhi objek gugatan praperadilan.

“Mengadili, menolak permohonan pemohon seluruhnya,” kata Nazar dalam persidangan di PN Jaksel, Selasa (14/7/2020).

Dalam pertimbangannya, hakim Nazar menyatakan sependapat dengan jawaban termohon, yakni Polda Metro Jaya. Termohon sebelumnya menunjukkan keabsahan formil objek praperadilan yang tidak dilengkapi oleh pemohon.

Ravio Patra mengajukan praperadilan ke PN Jaksel karena keberatan dengan penangkapan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya. Praperadilan diajukan melalui tim Koalisi Tolak Kriminalisasi dan Rekayasa Kasus selaku kuasa hukumnya dengan Nomor 63/Pid.Pra/2020/PN-JKT.Sel tetanggal 3 Juni 2020.

Ravio Patra ditangkap pada Rabu (22/4/2020) malam atas dugaan penyebaran pesan yang berisi hasutan dan ujaran kebencian. Penangkapan tersebut, terkait dengan cuitan Ravio yang mengajak masyarakat melakukan aksi kekerasan dan vandalisme berupa penjarahan nasional.

Dalam pembelaan, Ravio dan tim kuasa hukum menegaskan, cuitan itu merupakan rekayasa pihak lain yang meretas telepon selulernya.

Ada enam objek gugatan praperadilan yang diajukannya. Pertama, meminta hakim mengabulkan permohonan praperadilan. Bersama kuasa hukumnya, Ravio juga meminta hakim menyatakan penangkapan tersebut tidak sah dan melawan hukum.

Ketiga, meminta hakim menyatakan penggeledahan yang dilakukan kepolisian di lokasi penangkapan, juga tak sah secara hukum. Selain itu, meminta hakim menyatakan penyitaan sejumlah barang bukti dari penangkapan, maupun penggeledahan yang dilakukan kepolisian tak sah.

Terakhir, meminta hakim agar memerintahkan kepolisian mengembalikan seluruh barang bukti, yakni dua telefon genggam, dan dua laptop, serta yang lainnya dikembalikan, juga meminta hakim membebankan biaya perkara praperadilan terhadap kepolisian.

Dalam penjelasan putusan Hakim Nizar menyampaikan, alat-alat bukti ajuan pemohon tak sesuai dengan objek praperadilan. Ravio tak dapat memberikan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk meyakinkan hakim tentang objek gugatan.

Sebaliknya, kepolisian sebagai termohon, memberikan bukti-bukti formil yang akurat berdasarkan sejumlah administrasi penangkapan dan penggeledahan, serta penyitaan yang sesuai menurut hukum acara pidana.

Atas putusan tersebut, Nazar memastikan proses penangkapan, penggeledahan, penyitaan yang dilakukan kepolisian terhadap Ravio dinilai sah.

“Bukti-bukti yang diajukan pemohon, adalah pendapat fakta. Dan hakim, pada intinya sependapat dengan jawaban termohon atas bukti-bukti yang diajukan,” kata Nazar.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut