Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : MNC Life Gelar Literasi Keuangan untuk Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen MNC University
Advertisement . Scroll to see content

Polemik Gas Elpiji 3 Kg: Komunikasi Kebijakan yang Prematur

Jumat, 07 Februari 2025 - 10:40:00 WIB
Polemik Gas Elpiji 3 Kg: Komunikasi Kebijakan yang Prematur
Febi Ramadhani Rusdin (Foto: Dok Pribadi)
Advertisement . Scroll to see content

Febi Ramadhani Rusdin, S.Sos, MI.Kom
Dosen Sains Komunikasi MNC University

PERUBAHAN kebijakan sering kali bukan sekadar soal teknokratis, tetapi juga menyangkut bagaimana kebijakan itu dikomunikasikan. Seperti yang kita lihat dalam polemik terbaru mengenai distribusi gas elpiji 3 kg, permasalahannya bukan hanya pada substansi kebijakan, tetapi juga pada cara penyampaiannya kepada publik.

Pemerintah melalui Kementerian ESDM mengubah mekanisme distribusi gas elpiji 3 kg dengan melarang penjualan di tingkat pengecer. Kebijakan ini sebenarnya bertujuan baik, namun diumumkan tanpa kesiapan yang memadai. Polemik ini bermula sejak ditemukannya harga gas elpiji 3 Kg yang dijual di atas harga semestinya. 

Secara ekonomi, langkah ini masuk akal: subsidi yang selama ini digelontorkan oleh pemerintah memiliki dampak yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, kebijakan ini juga mengantisipasi permasalahan gas elpiji 3 kg cenderung dinikmati kelompok yang tidak berhak. 

Data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen subsidi energi justru dinikmati kelompok ekonomi menengah ke atas. Jika subsidi ini bisa diarahkan dengan lebih baik, anggaran negara akan lebih efisien dan bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih mendesak seperti pendidikan dan kesehatan.

Komunikasi Kebijakan yang Prematur

Kisruh gas elpiji 3 kg yang terjadi di berbagai daerah bukan sekadar masalah distribusi dan regulasi, tetapi juga permasalahan komunikasi kebijakan. Kebijakan pembatasan penjualan gas bersubsidi di tingkat pengecer sejak 1 Februari 2025 seharusnya tidak hanya difokuskan pada aspek teknis distribusi, tetapi juga bagaimana pemerintah mengelola persepsi publik terhadap kebijakan tersebut.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut