Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kepala Bappisus Minta Masyarakat Tak Mudah Percaya dengan Berita Hoaks
Advertisement . Scroll to see content

Polri Prihatin Penyebaran Hoaks Menyusul Penganiayaan 2 Ulama di Jabar

Jumat, 09 Februari 2018 - 16:20:00 WIB
Polri Prihatin Penyebaran Hoaks Menyusul Penganiayaan 2 Ulama di Jabar
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul. (Foto: Sindonews/ Dok)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Polri prihatin dengan beredarnya informasi bohong atau hoaks menyusul terjadinya penganiayaan terhadap dua ulama di Jawa Barat. Bahkan, salah satu dari berita hoaks tersebut sempat viral lewat media sosial.

Sebuah kabar pengeroyokan tersiar dengan cepat dari Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Santri bernama Uloh mengaku menjadi korban penganiayaan, Sabtu, 3 Februari 2018 lalu. Pria 24 tahun itu mengaku dikeroyok oleh enam orang tak dikenal menggunakan balok dan senjata tajam.

Namun, kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Kabar bohong itu ramai diperbincangkan setelah pimpinan Ponpes Al-Futuhat Ustaz Ahmad Syatibi mengunggah foto-foto Uloh ke Facebook. Informasi tersebut beredar luas tanpa disaring di tengah masih hangatnya pembicaraan publik terkait penganiayaan dua ulama di Jabar.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menduga ada berbagai motif yang mendasari para pelaku menyebarkan berita hoaks tersebut. "Untuk situasi ini, tentu membuat kita prihatin ya. Karena penyebaran informasi secara bohong ini menimpa para ulama kita. Tentu Polri akan melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap penyebar-penyebar berita bohong seperti ini," ucapnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (9/2/2018).

Sebelumnya, dua peristiwa mengenaskan yang menimpa ulama di Jabar terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepekan. Dua pelaku penganiayaan tersebut sama-sama teridentifikasi mengalami gangguan jiwa. Akibatnya, seorang di antaranya meninggal dunia.  

Penganiayaan pertama dialami pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah Santiong, Kampung Sentiong RT 04/01, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri (60) yang akrab disapa Ceng Emon atau Mama Santiong, Sabtu (27/1/2018).

Kejadian kedua, dialami  Ustaz R Prawoto, Komandan Brigade Persatuan Islam Indonesia (Persis) Pusat. Korban dianiaya Kamis (1/2/2018) pukul 07.00 WIB oleh Asep Maftuh (45). Prawoto mengalami luka parah di kepala dan patah tangan kiri akibat dipukuli pelaku yang merupakan tetangganya di Kelurahan Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Prawoto meninggal dunia pukul 17.30 WIB.

Belum selesai duka umat Islam atas penyerangan tak berdasar itu, fenomena tersebut diboncengi pengiriman informasi hoaks yang tidak bertanggung jawab. Namun, Polri berjanji akan menelusuri motif dari penyebaran isu sesat tersebut.

"Kami akan lihat, kami akan selidiki lebih dalam, dan kita bisa tahu motif sebenarnya apa. Apakah terkait dengan motif politik, motif ekonomi, karena (misalnya) setelah memproduksi kemudian mendapat imbalan uang," jelas Martinus.

Martinus memastikan pihaknya akan menindak tegas para pelaku pembuat dan penyebar berita hoax sesuai aturan hukum yang berlaku. Pihaknya juga berharap agar berita bohong tersebut tidak lagi beredar. Dia  mengingatkan bahwa masalah seperti itu berpotensi membuat kegaduhan.

"Kita juga berharap dan mengimbau kepada mereka yang berpotensi membuat dan menyebarkan berita hoaks untuk berhenti, jangan membuat kegaduhan," ujarnya.

Editor: Azhar Azis

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut