Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Suasana Kepanikan saat Tarakan Diguncang Gempa Magnitudo 4,4
Advertisement . Scroll to see content

Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Ini Skenario BMKG

Selasa, 06 Oktober 2020 - 13:53:00 WIB
Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Ini Skenario BMKG
BMKG menggelar IOWave20 sebagai antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang bisa memicu tsunami 20 meter, Selasa (6/10/2020). (Foto: ilustrasi/Sindonews).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews. id – Berbagai negara di tepi Samudera Hindia mengikuti pelatihan tanggap bencana bertajuk Indian Ocean Wave Exercise 2020 (IOwave20). IOwave20 merupakan latihan mitigasi dan evakuasi dalam meresponse sistem peringatan dini tsunami yang diselenggarakan dua tahunan oleh Inter-governmental Coordination Group/Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS)-UNESCO.

Tahun ini, IOWave20 dilaksanakan serentak di berbagai negara di tepi Samudera Hindia pada Selasa (6/10/2020) pukul 10.00-12.15 WIB dengan skenario kejadian gempabumi di Selatan Jawa, dengan magnitudo 9,1. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kegiatan latihan tahun ini disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19, sehingga latihan dilaksanakan melalui virtual table top exercise (TTX).

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorilogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono, mengungkapkan, seluruh rangkaian kegiatan IOWave20 dilaksanakan sesuai dengan Guideline UNESCO No 105 .

“Untuk pelaksanaan IOWave telah disepakati 3 skenario tsunami untuk IOWave20 yaitu di Sunda Trench (Indonesia), Andaman Trench (India), dan Makran Trench (Iran). Namun Indonesia hanya akan berpartisipasi dalam skenario Sunda Trench, khususnya di selatan Pulau Jawa dengan gempa bumi magnitudo M9,1 dengan kedalaman 10 km,” kata Rahmat, Selasa (6/10/2020).

Dia menjelaskan, IOWave sangat penting dilaksanakan untuk mengevaluasi rantai peringatan dini tsunami dan kesinambungan SOP, serta keterlibatan para pihak. Selain itu, kegiatan ini dapat mengevalusai tautan komunikasi di setiap daerah terkait operator 24/7.

Tautan tersebut mencakup kelengkapan alat komunikasi dan kesiapan stakeholder dalam menerima serta memahami peringatan dini tsunami dari BMKG melalui sarana diseminasi WRS NewGen yang sudah dipasang di kantor BMKG, BPBD, dan media di seluruh Indonesia yang berjumlah 147 lokasi.

Rahmat berharap melalui kegiatan ini akan ada evaluasi SOP terhadap perkembangan sarana diseminasi WRS NewGen dan penerapan sistem mitigasi di masa pandemi serta memastikan kesiapan stakeholder dalam menerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

Kepala BMKG yang juga menjadi Chair Inter-Government Coordination Group Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG-IOTWMS) Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya melaksanakan gladi evakuasi ataupun TTX, mengingat berdasarkan data BMKG, terjadi lonjakan kejadian gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir.

“Kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata hanya 4.000-6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an. Namun setelah 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun. Bahkan 2018 tercatat 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan peningkatan, tapi sebuah lonjakan,” kata Dwikorita.

Hal tersebut perlu diwaspadai, karena sebagian besar tsunami yang terjadi di dunia dipicu oleh gempa bumi. Oleh karena itu, perlu diperkuat sistem mitigasi gempabumi dan tsunami mengingat hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempabumi.

“Jadi intinya kita harus selalu waspada dan siap apabila sewaktu-waktu terjadi gempabumi dan tsunami. Inilah yang membuat kita harus selalu berlatih agar kita terampil/ cekatan, tidak canggung, tidak panik, dan tahu apa yang harus dilakukan seandainya terjadi gempabumi dan tsunami,” kata mantan Rektor UGM ini.

Dwikorita menambahkan, Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami telah dibangun di Indonesia sejak 2008, dengan memasang ratusan jaringan sensor gempabumi yang diperkuat dengan Internet of Things (IoT), Super Computer dan Artificial Intelliget (AI), dan dilengkapi dengan Pemodelan Matematis untuk memantau kejadian gempa bumi dan memprediksi Potensi Kejadian Tsunami sebagai akibat dari gempa tersebut.

Sistem peringatan dini dirancang terutama untuk mengantisipasi kejadian gempabumi Megathrust dengan skenario waktu kedatangan tsunami dalam waktu 20 menit.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut