Prabowo Remajakan Jet Tempur, Begini Kondisinya Saat Ini
JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto menyebut rencana pengadaan jet tempur, baik itu Rafale maupun F-15EX merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah. Menurut dia, hal itu perlu dilihat dalam konteks pembangunan kekuatan komponen utama, terkhusus matra udara.
Lebih jauh dikatakan Donny, kondisi kesiapan pesawat tempur Indonesia dalam beberapa tahun belakangan mengalami kemunduran. Di antaranya, pesawat tempur F-5 yang sudah lama tidak dioperasikan dan sampai saat ini belum ditemukan penggantinya.
Tak hanya itu, pesawat Hawks tipe 100 dan 200 sudah berusia lebih dari 25 tahun. Kondisi dua tipe pesawat itu dalam tingkat kesiapan yang rendah dan akan memasuki masa purna tugas beberapa tahun mendatang.
"Indonesia saat ini hanya mengandalkan 33 pesawat F-16 AM, BM, C dan D yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, serta 16 pesawat Sukhoi 27 dan 30 dengan usia hampir 20 tahun sebagai pesawat tempur utama," kata Donny dalam webinar bertajuk 'Menyongsong Pesawat Rafale', Kamis (17/2/2022).
Dia memaparkan, keterbatasan jenis, jumlah peluru kendali (Rudal) dan suku cadang pesawat juga menjadi penyebab pengoperasian F-16 dan Sukhoi 27 kurang maksimal. Itulah yang menjadi alasan Kemhan melakukan pengadaan jet tempur yang akan digunakan pada 2030 hingga 2040.
"Proses pengadaan pesawat tempur beserta persenjataannya yang cukup panjang waktunya paling cepat 5 tahun mengharuskan pemerintah untuk mengadakannya pada Renstra 2020-2024," katanya.