Profil dan Biodata Yenny Wahid, Putri Gus Dur yang Diisukan Jadi Cawapres Anies
JAKARTA, iNews.id - Profil dan biodata Yenny Wahid menarik untuk diulas. Yenny Wahid merupakan putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjadi politisi sekaligus aktivis Nahdlatul Ulama (NU).
Yenny Wahid tengah jadi pembicaraan publik karena diisukan menjadi kandidat calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden (capres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.
Yenny Wahid memiliki nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh. Ia lahir di Jombang, Jawa Timur (Jatim) pada 29 Oktober 1974). Yenny Wahid adalah anak kedua dari pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah.
Yenny Wahid memiliki seorang kakak, Alissa Wahid yang berprofesi sebagai psikolog dan juga aktivis sosial. Dua adik Yenny bernama Anita Wahid yang menjadi Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia-Pasifik sekaligus aktivis, dan Inayah Wahid adalah aktivis dan seniman.
Yenny Wahid diketahui telah menikah pada 15 Oktober 2009 dengan Dhorir Farisi, politisi yang baru bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dari pernikahan ini keduanya dikaruniai tiga orang putri yakni Malica Aurora Madhura, Amira dan Raisa Isabella Hasna.
Yenny Wahid menempuh pendidikan SMA di SMA Negeri 28 Jakarta dan lulus pada 1992. Setelahnya, Yenny berkuliah di jurusan Psikologi Universitas Indonesia.
Lalu atas saran ayahnya Gus Dur, Yenny keluar dari UI dan melanjutkan pendidikannya di Jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Trisakti. Yenny kemudian melanjutkan studi S2 di jurusan administrasi publik di Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS).
Yenny Wahid mengawali kariernya sebagai wartawan. Yenny sempat bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh, serta menjadi koresponden koran Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) pada 1997-1999.
Yenny pernah mendapat perlakuan kasar dari milisi saat kembali ke Jakarta. Liputannya di Timor Timur berbuah manis pasca referendum karena mendapatkan anugerah Walkley Award.
Yenny juga ikut meliput suasana Reformasi 1998. Bahkan Yenny juga pernah ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang sedang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti.
Namun, Yenny harus mundur dari profesinya saat Gus Dur, terpilih menjadi presiden ke-4 pada Oktober 1999. Yenny selalu mendampingi ayahnya ke mana pun dengan posisi sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.
Setelah Gus Dur lengser pada 2001, Yenny melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar Magister Administrasi Publik dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason.
Yenny Wahid kembali dari Amerika Serikat pada 2004, dia kemudian menjabat sebagai direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri dan menduduki posisi itu sampai sekarang.
Pada 2006, Yenny Wahid juga ditunjuk menjadi Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik selama setahun saat periode pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lalu mengundurkan diri karena merasa beda kepentingan di mana saat itu ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Yenny menjabat sebagai Sekjen PKB periode 2005-2010, namun ia diberhentikan dari posisi tersebut pada 2008. Yenny kemudian mendirikan partai politik sendiri dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa.
Lalu pada 2012, Partai Kedaulatan Bangsa dan Partai Indonesia Baru (PIB), yang dipimpin oleh Kartini Sjahrir, melebur menjadi satu dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) dan Yenny menjadi Ketua Umum.
Yenny juga merupakan anggota dari Global Council on Faith. Pada 2018, Yenny menyatakan dukungannya secara publik untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Dan Januari 2020, Yenny Wahid ditunjuk menjadi Komisaris Independen Garuda Indonesia dari perwakilan publik dan mengundurkan diri pada Agustus 2021.
Demikian informasi seputar profil dan biodata Yenny Wahid, putri Gus Dur yang diisukan jadi cawapres Anies Baswedan, semoga dapat menginspirasi.
Editor: Rizky Agustian