Profil Joice Triatman: Mantan Presenter Jadi Stafsus SYL Digaji Rp31 Juta per Bulan

JAKARTA, iNews.id - Nama Joice Triatman mencuat karena dikaitkan dengan kasus korupsi mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Joice pernah menjadi staf khusus SYL dan menerima gaji Rp31 juta setiap bulan.

Wakil Bendahara Umum Partai NasDem ini merupakan sosok model, presenter televisi dan penyiar berita sebelum terjun ke dunia politik. Lulusan S-1 Matematika dari Universitas Parahayangan Bandung ini pernah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 di University of Sydney, Australia.

Baca Juga

Trump Perluas Larangan Perjalanan AS hingga Mencakup Suriah dan Palestina

Karier Joice di dunia hiburan dimulai ketika ia menjadi finalis pemilihan Wajah Femina tahun 2003. 

Setelah menyelesaikan studinya, Joice menjajal dunia akademis dengan menjadi asisten dosen di University of Sydney. Namun, tak lama kemudian ia pindah jalur karier dan menjadi pembawa acara berita di stasiun televisi.

Baca Juga

Wabendum NasDem Digaji Rp31 Juta Jadi Stafsus SYL

Pada tahun 2010, Joice meninggalkan dunia media dan beralih menjadi public relation perusahaan konsultan keuangan di Singapura. Tak lama setelah itu, ia bergabung dengan organisasi massa Nasional Demokrat (NasDem) pimpinan Surya Paloh. Di NasDem, Joice memegang posisi Humas sebelum organisasi tersebut bertransformasi menjadi partai politik. 

Setelah NasDem menjadi partai politik pada tahun 2013, Joice diangkat sebagai Wakil Bendahara bidang Pengelolaan Aset. Tahun 2014, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Partai NasDem untuk Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Baca Juga

SYL Akui Ajak Pejabat Kementan Umrah, Klaim Supaya Lebih Dekat dengan Tuhan

Dia kini menjadi sorotan setelah namanya dikaitkan dengan kasus korupsi yang menjerat SYL. Nama Joice mencuat dalam sidang kasus gratifikasi dan pemerasan yang melibatkan SYL. Sebagai staf khusus di Kementerian Pertanian pada era SYL, Joice mengungkapkan bahwa ia mendapatkan posisinya melalui anak SYL, Indira Chunda Thita, tanpa proses wawancara langsung dengan SYL. 

Editor: Muhammad Fida Ul Haq