Program Disiplin AS JROTC Dinilai Bisa Selamatkan Siswa Nakal di Indonesia
Selain itu, JROTC memiliki kurikulum yang menyesuaikan dengan tempat pembinaannya. Namun, kurikulum tetap fokus kepada pelajaran kepemimpinan, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan karakter dan etika, dan latihan fisik dan baris-berbaris. Selain itu, terdapat juga kegiatan ekstrakurikuler seperti lomba drill, menembak senapan angin, dan pengabdian masyarakat.
Yunaldi menilai, JROTC bisa menjadi model inspiratif bagi pendidikan di Tanah Air, khususnya untuk siswa nakal atau bermasalah. Sebab, program ini fokus pada pembinaan karekter jangka panjang, mengajarkan disiplin dengan pendekatan positif, dan membangun keterampilan sosial dan kepemimpinan.
"Sehingga siswa yang memiliki kesulitan mengelola emosi, berkomunikasi, dan bekerja sama, bisa dilatih menjadi pemimpin kecil di lingkungannya, mulai dari memimpin kelompok kecil hingga organisasi sekolah," ucapnya.
Menurutnya, model inspiratif JROTC untuk menjadi solusi siswa bermasalah di Indonesia turut didukung teori komunikasi. Setidaknya ada tiga teori komunikasi terkait program itu, di antaranya Teori Komunikasi Interpersonal, Teori Pembelajaran Sosial, dan Teori Spiral of Silence.
Meski begitu, dia menyebut penerapan program JROTC di Indonesia membutuhkan sejumlah penyesuaian, mulaid ari mengurangi unsur militer formal, melibatkan piha sekolah dan keluarga, serta butuh pelatihan khusus untuk instruktur yang berlatar belakang militer.
"JROTC telah membuktikan mampu membentuk remaja menjadi pribadi yang lebih baik, termasuk mereka yang sebelumnya bermasalah. Program ini bisa diadopsi oleh Indonesia, meski butuh penyesuaian dengan nilai nilai budaya lokal," ujarnya.
Editor: Aditya Pratama