Rangkaian Listrik: Pengertian, Komponen, Jenis dan Rumusnya
Dalam fisika, khususnya tentang rangkaian listrik, terdapat hukum ohm yang berbunyi “Besar kuat arus listrik (I) yang mengalir melalui suatu penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan tegangan atau beda potensial (V) yang diberikan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)".
Sehingga secara sistematis, hukum ohm dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.
V= I x R
Dengan keterangan
V = Tegangan listrik (V)
I = Kuat Arus Listrik (A)
R = Hambatan (Ω)
Teori hukum ohm diaplikasikan dalam rangkaian elektronika untuk memperkecil arus listrik, tegangan dan juga dapat memperoleh nilai hambatan (resistansi) yang diinginkan.
1. Contoh Soal Rangkaian Listrik Hukum Ohm
Sebuah lampu pijar mempunyai tahanan (R) 10 ohm dan dipasang pada tegangan (V) 220 V. Tentukanlah nilai kuat arus listrik yang mengalir pada lampu pijar tersebut.
Jawab:
R = 110 ohm dan V= 220 volt
I = V/R = 110/220= 0,5 ampere.
2. Contoh Soal dan Rumus Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian seri resistor dapat dirumuskan seperti berikut.
Rs = R1+ R2 + R3 + … … … … … + Rn ………..
Dengan keterangan
Rs = Hambatan pengganti rangkaian seri (Ω)
R1 = Nilai hambatan pada resistor 1 (Ω)
R2 = Nilai hambatan pada resistor 1 (Ω)
R3 = Nilai hambatan pada resistor 3 (Ω)
Rn = Nilai hambatan ke-n pada suatu rangkaian seri (Ω)
Soal:
Dua resistor masing-masing besarnya 50 Ω dan 100 Ω dihubungkan secara seri.
-Berapakah besar hambatan penggantinya?
-Berapakah kuat arus yang mengalir jika diberi tegangan sebesar 12 volt?
-Berapakah nilai tegangannya jika arus yang mengalir sebesar 0,5A?
Jawab
Rs = R1 + R2 = 50 + 100 = 150Ω
I = V/Rs
= 12/150 = 0,08 A
= 80 mA
V = I x Rs
= 0,5A x 150Ω
= 75 Volt.
Nah, itu tadi penjelasan tentang rangkaian listrik lengkap dengan pengertian, komponen, jenis, hingga contoh soalnya. Semoga informasi tadi membantu!
Editor: Puti Aini Yasmin