RDMP Kilang Balikpapan Beroperasi 10 November, RI Tak Lagi Impor Solar Mulai 2026
JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan Indonesia tidak lagi melakukan impor solar mulai tahun 2026. Hal ini seiring rencana beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.
Proyek ini rencananya akan diresmikan pada 10 November mendatang, sekaligus menjadi tambahan produksi solar di dalam negeri.
"RDMP kilang kita yang di Balikpapan InsyaAllah 10 November ini akan kita resmikan. Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk supply kita bisa terjadi lebih terhadap solar, dan bisa kita ekspor," ucap Bahlil di Istana Merdeka dikutip, Selasa (4/11/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait capaian positif produksi minyak nasional (lifting). Hingga November 2025, produksi minyak harian Indonesia telah melampaui target yang ditetapkan dalam APBN, yakni 605.000 barel per hari.
Potensi peningkatan lifting juga dimungkinkan akan didapat melalui program perbaikan tata kelola sumur tua yang telah menginventarisir sebanyak 45.000 sumur untuk segera dikelola, khususnya kepada koperasi, UMKM, maupun kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri menjelaskan, pengoperasian RDMP Balikpapan akan menambah produksi solar, avtur, dan tambahan sedikit elpiji.
Sementara untuk produksi bensin, nafta blok, baru akan beroperasi pada Juni 2026 mendatang. Kedua kilang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, seiring upaya pemerintah menurunkan impor BBM.
"Informasi yang saya sampaikan (ke Presiden Prabowo) rencananya pada 10 November akan mulai running untuk unit RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) yang di Balikpapan, itu RDMP yang akan menambah produksi solar, avtur, dan tambahan sedikit elpiji," kata Simon, Jumat (17/10/2025).
Sebagai informasi, proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai 7,4 miliar dolar AS. Dari total tersebut, 4,3 miliar dolar AS berasal dari ekuitas, sedangkan 3,1 miliar dolar AS diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA).
Proyek ini akan meningkatkan ketahanan energi nasional, karena akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebanyak 100.000 barel per hari. Sehingga kapasitas pengolahan menjadi 360.000 barel per hari.
Proyek RDMP Balikpapan, merupakan bagian dari 7 proyek yang dikerjakan Pertamina. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Terdiri dari RDMP RU (Refinery Unit) IV Cilacap, RDMP RU VI Balongan, RDMP RU III Plaju, RDMP RU V Balikapapan, RDMP RU II Dumai, Grass Root Refinery (GRR) Tuban, dan GRR Bontang.
Editor: Aditya Pratama