Riwayat Pendidikan dr Tifa dan Isu Ijazah Jokowi
Dengan latar belakang kedokteran dan riset yang kuat, dr Tifa pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Center for Clinical Epidemiology & Evidence di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Ia juga sempat menjadi Sekretaris Jenderal di jaringan Indonesian Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine Network, serta mendirikan Ahlina Institute yang fokus pada literasi kesehatan dan nutrisi. Posisi-posisi tersebut menunjukkan bahwa perjalanan akademisnya memiliki dampak nyata dalam pengembangan riset dan advokasi kesehatan masyarakat.
Namun, sikap vokalnya di ruang publik sering kali menimbulkan kontroversi. Ketika ia mengkritik pemerintah terkait vaksin, kebijakan kesehatan, atau ijazah Jokowi, sebagian masyarakat mempertanyakan kredibilitas akademiknya sendiri. Publik menilai bahwa jika seseorang menuntut tSecara keseluruhan, riwayat pendidikan dr Tifa mencakup perjalanan panjang dari
Fakultas Kedokteran UGM, jenjang magister sains di bidang epidemiologi, hingga program doktoral di UI yang statusnya belum sepenuhnya jelas. Ia juga memiliki pengalaman studi di luar negeri dan berperan aktif dalam lembaga riset serta edukasi kesehatan. Namun, keterlibatannya dalam kasus hukum terkait isu ijazah Jokowi dan status tersangkanya menambah dimensi baru dalam pandangan publik terhadap figur ini.
Meski masih terdapat kontroversi, dr Tifa tetap dikenal sebagai sosok yang memiliki rekam jejak ilmiah dan profesional di bidang epidemiologi. Namun, untuk menjaga kredibilitasnya sebagai tokoh publik, klarifikasi resmi terkait status akademik dan hukum menjadi langkah penting yang perlu dilakukan. Pada akhirnya, riwayat pendidikan dr Tifa menjadi pengingat bahwa kejujuran ilmiah dan transparansi akademik merupakan kunci utama bagi siapa pun yang ingin dipercaya di ruang publik baik bagi pemimpin maupun pengkritik.
Editor: Komaruddin Bagja