Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Komisi Percepatan Reformasi Polri bakal Tambah 1 Anggota Perempuan, Siapa Dia?
Advertisement . Scroll to see content

Satgas Duga Ada Motif Politik di Balik Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Rabu, 10 Juli 2019 - 02:23:00 WIB
Satgas Duga Ada Motif Politik di Balik Kasus Penyerangan Novel Baswedan
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan, saat menjalani perawatan matanya, di rumah sakit. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Satuan tugas (satgas) yang dibentuk Kapolri Tito Karnavian terus menelusuri kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Tim yang dibentuk pada Januari lalu itu menduga ada motif politik di balik penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tersebut.

Anggota Satgas Kasus Novel, Hendardi mengatakan, perkara yang sedang diusut pihaknya bukanlah sekadar kasus pembunuhan biasa yang kerap terjadi. Dia menduga ada sejumlah pihak yang mempunyai kepentingan politik di balik kasus yang terjadi pada 2017 itu.

“Tentu saja ini bukan perkara biasa. Jadi, pasti bukan perkara pembunuhan biasa di pinggir jalan atau apa, tapi ini perkara yang melibatkan, saya kira orang yang juga bisa kita kategorikan sebagai ada latar belakang politik,” ungkap Hendardi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/7/2019).

Hendardi mengatakan, pihaknya juga menelusuri motif-motif di balik kasus itu. Hanya saja, hasil investigasi yang telah berjalan sejak enam bulan lalu itu baru bisa disampaikan satgas pada pekan depan.

“Karena itu, kami berkepentingan untuk mencari juga motif-motif di balik itu semua dan motif itu kami telusuri. Dari motif-motif apa saja yang mungkin yang kami temukan dalam hal ini itu nanti pada pekan depan akan kami sampaikan,” kata Hendardi.

Dia menuturkan, Novel adalah orang KPK, sehingga bisa dilihat ada latar belakang penyelidikan perkara kasus politik. “Selama ini dari awal perkara ini kan sudah dilempar terus persoalan untuk Polri harus mengungkap. Itu kan artinya kasus ini high profile,” ujar Hendardi.

Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai Salat Subuh di Masjid al-Ihsan dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan mata kanannya.

Pada 8 Januari lalu, Kapolri Tito Karnavian mengeluarkan surat tugas untuk membentuk tim khusus dalam rangka pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Tim gabungan terdiri atas 65 orang dari berbagai unsur, di antaranya praktisi yang menjadi tim pakar, internal KPK, dan Kepolisian RI.

Satgas bentukan Tito itu memiliki batas waktu kerja selama enam bulan sejak dibentuk, alias sudah berakhir pada Senin (8/7/2019). Karenanya, sejak kemarin, sejumlah pihak termasuk Wadah Pegawai KPK, gencar menagih hasil kerja tim tersebut.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut