Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar 8 Perang dan Konflik yang Dihentikan Trump, dari Gaza hingga Sengketa Sungai Nil
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Latar Belakangnya

Rabu, 01 Maret 2023 - 12:13:00 WIB
Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Latar Belakangnya
Monumen Sejarah serangan umum 1 Maret (Dok. Kemdikbud)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejarah serangan umum 1 Maret perlu penting diketahui oleh para pelajar. Sebab, informasi tersebut masuk dalam pelajaran sejarah.

Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Latar Belakangnya

Serangan 1 Maret 1949 adalah respons atas Agresi Militer II. Peristiwa berawal dari pendudukan Belanda di Yogyakarta. Saat itu, Yogyakarta menjadi Ibu Kota Indonesia lantaran kondisi Jakarta tidak aman usai proklamasi Indonesia.

Situasi Yogyakarta sebagai ibu kota pun tidak kondusif. Selain itu, Belanda menyebarkan propaganda ke dunia bahwa Indonesia sudah hancur serta tentara Indonesia sudah tidak ada.

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, mengirimkan surat kepada Letnan Jenderal Soedirman guna meminta izin untuk melakukan serangan.

Permintaan Hamengkubuwono IX disetujui oleh Jenderal Soedirman. Jenderal Soedirman meminta Hamengkubuwono IX berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang ketika itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III. 

Pada 1 Maret 1949, setelah perencanaan yang matang, serangan secara besar-besaran dilakukan di seluruh Yogyakarta dan sekitarnya. Sekitar pukul 06.00 WIB, sirene dibunyikan yang menandakan serangan pun dilancarkan ke segala penjuru Yogyakarta.
  
Pada penyerangan tersebut, Letkol Soeharto memimpin langsung pasukan dari sektor barat hingga ke batas Malioboro. Sementara, Ventje Sumual memimpin sektor timur. Sektor selatan dan timur dipimpin oleh Mayor Sardjono.

Sektor utara dipimpin oleh Mayor Kusno. Sektor kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono serta Letnan Masduki sebagai pimpinan. Pasukan TNI pun dapat menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam.

Sejarah Serangan Umum 1 Maret berlanjut pada pukul 12.00, seperti yang telah direncanakan, pasukan TNI mundur dan kembali ke pangkalan gerilya. Penyerangan tersebut dilakukan guna menunjukkan ke dunia bahwa TNI masih ada. Meskipun hanya dapat menguasai Yogyakarta selama 6 jam, hal tersebut sudah cukup untuk membuktikan eksistensi TNI.
  
Peristiwa Serangan 1 Maret 1949 ini memperkuat kedudukan Indonesia dalam perundingan yang berlangsung di Dewan Keamanan PBB, serta menjadikan pihak Belanda terdesak. Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 pun tersiar ke luar negeri melalui radio PC AURI. Pimpinan penyiar radio yang berhasil mengabarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah Opsir Udara III Budiardjo.

Guna menghargai jasa pahlawan yang gugur dalam serangan tersebut dibangun Monumen Serangan Umum yang berada di area sekitar Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Demikian sejarah Serangan Umum 1 Maret. Semoga bisa dipahami ya!

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut