Sejarah Tradisi Banser NU Jaga Gereja saat Natal, Ternyata Ada Pesan Tersirat dari Gus Dur
JAKARTA, iNews.id - Sudah menjadi tradisi bagi Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atau Banser NU selalu ikut andil dalam mengamankan gereja di saat Natal. Tak terkecuali tahun 2022 ini.
Salah satunya dilakukan anggota Banser NU, Hajar Asyam (32) yang sudah mengikuti pengamanan Natal di Gereja Katedral Jakarta sejak tahun 2000.
"Kita kan tiap tahun pengamanan Katedral. Saya kalau dari Banser dari tahun 2000 juga ikut ya, dari saya sekolah sudah masuk Banser," ujar Hajar, Sabtu (24/12/2022).
Dan kisah Banser NU menjaga gereja paling terkenal dilakukan oleh almarhum Riyanto. Dia wafat akibat membawa lari bom yang diletakkan di Gereja Jemaat Pantekosta Indonesia di Mojokerto, Jawa Timur. Bom itu meledak di pelukannya.
Saat menjaga Gereja Eben Haezer bersama tiga rekannya, Riyanto mendapat laporan adanya benda mencurigakan di depan gereja pada pukul 20.30 WIB.
Bentuknya bungkusan tas plastik dan tas berisi kado di bawah telepon umum depan gereja. Riyanto kemudian berinisiatif mengambil dan menyerahkan ke polisi yang berjaga.
Setelah dicek ternyata bungkusan plastik itu berisi bom. Petugas yang berjaga kemudian meminta semua menjauh dan tiarap. Namun Riyanto justru memeluk dan membawa lari benda itu menjauh dari gereja.
"Saat berusaha mengamankan itu lah bom meledak. Tubuhnya terpelanting sejauh 30 meter. Tak lama kemudian bom kedua juga meledak," tulis @GUSDURians.
Tidak ada jemaat yang menjadi korban jiwa dalam ledakan itu. Namun, Riyanto meregang nyawa tepat saat nuraninya terketuk untuk menyelamatkan kehidupan manusia.
Tradisi Banser NU menjaga gereja tak lepas dari andil Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dia lah yang pertama kali memerintahkan Banser NU untuk ikut menjaga gereja.