SMRC: Capres Trennya Selalu Unggul di Survei Sulit Dikalahkan
JAKARTA, iNews.id - Tren selalu unggul dalam setiap hasil survei bisa menjadi parameter hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Capres dan cawapres yang selalu unggul dalam survei akan dikalahkan.
Sebaliknya, capres incumbent bisa kalah, jika trennya selalu kalah sejak awal. Sebagai perbandingan, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai icumbent pada Pilpres 2004 kalah karena trennya sudah kalah dalam beberapa bulan menjelang hari pemilihan.
"Dari pengalaman tiga kali pilpres, calon yang trennya unggul terus sulit dikalahkan pada hari H," ujar Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan dalam pemaparan hasil survei bertajuk, Tren Elektabilitas Capres: Pengalaman Menjelang Hari H (2004-2019), di Jakarta, Minggu (7/10/2018).
Menurutnya, capres incumbent Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019, dalam setiap hasil survei trennya selalu menguat. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Capres Prabowo Subianto.
Survei SMRC dilakukan 7-14 September 2018 terhadap 1.220 responden, dalam simulasi dua nama capres, Jokowi dan Prabowo, sebanyak 60,2 persen responden memilih Jokowi sedangkan 28 persen memilih Prabowo. Sementara responden tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 11,1 persen.
Jokowi tetap unggul ketika disodorkan bersamaan pasangan capres dan cawapres. Jokowi-Ma'rum Amin memperoleh 60,4 persen sementara Prabowo-Sandiaga Uno hanya memperoleh 29,8 persen.
Djayadi mengakui, Jokowi pernah mengalami penurunan elektabilitas setelah terjadinya peristiwa kerusuhan di Mako Brimob, dan bom di Surabaya Mei 2018. Penurunan itu disebabkan ada kecemasan publik atas kondisi keamanan.
Namun kecemasan itu bisa cepat diatasi. Menurutnya, Jokowi bisa mengalami penurunan elektabilitas saat ini jika ekonomi dan masalah keamanan mengalami gejolak.
Editor: Kurnia Illahi