Soal Kasus Penyerangannya, Novel Baswedan: Saya Menolak Diam!
JAKARTA, iNews.id - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tidak akan diam begitu saja menyikapi kasus penyerangan terhadap dirinya yang terjadi tepat satu tahun lalu. Sampai hari ini, kasus itu belum juga terungkap.
"Saya beberapa waktu yang lalu melaporkan hal itu ke Komnas HAM, kenapa? Saya tidak mau diam. Saya 'menolak diam' sebagaimana judul film tadi. Saya ingin ke depan ancaman-ancaman itu tidak terus-menerus dibiarkan," kata Novel di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (11/4).
Novel mendatangi gedung lembaga antirasuah atas undangan dari Wadah Pegawai KPK dalam rangka memperingati satu tahun peristiwa penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan pada 11 April 2017 lalu. Adapun peringatan satu tahun itu digelar dengan diskusi dan nonton bareng film "Menolak Diam".
"Saya datang ke KPK atas undangan dari wadah pegawai, di antaranya (untuk) menyaksikan pemutaran film, membuat semangat perlawanan antikorupsi, dan juga saya ingin menyampaikan soal penyerangan terhadap saya satu tahun lalu yang sampai sekarang belum terungkap," tutur Novel.
Menurut dia, ancaman-ancaman tidak hanya ditujukan pada dirinya, tetapi juga dialami oleh pegawai KPK lainnya. "Banyak sekali ancaman kepada pegawai KPK. Saya mengalami beberapa kali ancaman teror dan juga pegawai-pegawai yang lain mengalami hal yang serupa," ujarnya.
Novel mengharapkan semua elemen yang berhubungan dengan keamanan dan juga presiden memberi perhatian lebih terhadap kasusnya yang sampai kini belum juga menemukan titik terang tersebut. Selain itu, dia juga menyatakan bahwa ancaman-ancaman terhadap penyidik KPK semestinya disampaikan ke publik.
"Tidak boleh dibiarkan. Kalau dibiarkan kemudian ini terus-menerus menjadi ancaman, saya khawatir ke depan pegawai KPK menjadi takut atau menjadi menurun keberaniannya," kata Novel.
Dia pun mengkhawatirkan para pelaku yang mengancam pegawai KPK akan semakin berani jika kasusnya tersebut tak juga diungkap. "Ini tidak boleh terjadi. Karena itu, pada kesempatan sekarang ini satu tahun penyerangan terhadap saya yang belum diungkap, saya ingin menegaskan bahwa negara tidak boleh abai karena saya dan pegawai-pegawai KPK lainnya bekerja bukan untuk pribadi. Kami bekerja untuk kepentingan pemberantasan korupsi, untuk kepentingan negara, untuk bela negara," tuturnya.
Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor tak dikenal pada 11 April 2017, seusai shalat subuh di Masjid al-Ihsan dekat rumahnya. Akibatnya, mata pria itu pun mengalami kerusakan sehingga dia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017. Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP elektronik (e-KTP).
Editor: Ahmad Islamy Jamil