Sosok Prananda, Anak Megawati yang Pimpin Konsolidasi PDIP usai Pengumuman Ganjar Capres

Sabtu, 22 April 2023 - 13:44:00 WIB

Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo duduk di samping Ganjar Pranowo (dok. PDIP)

JAKARTA, iNews.id - Ganjar Pranowo resmi diumumkan sebagai calon presiden atau capres 2024 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4/2023). Usai namanya diumumkan, Ganjar pun kemudian dipanggil masuk ke ruang pengumuman.

Di ruangan tersebut, Ganjar kemudian diberikan kursi yang sebelumnya diduduki Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo. Ganjar pun duduk bersebelahan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Prananda.

Jenazah WNI Korban Kekerasan di Kamboja Direpatriasi

Dalam kesempatan itu, Mega sekaligus menugaskan Prananda untuk melakukan monitoring terkait konsolidasi dan pemenangan Pemilu 2024.

"Memberikan mandat untuk Mas Prananda Prabowo melakukan monitoring dinamika nasional bagaimana konsolidasi partai dijalankan dan pemenangan untuk Pemilu 2024," kata Mega.

Cerita Ganjar Sehari Ditetapkan Capres PDIP, Dapat 4.600 Pesan WA Belum Sempat Balas

Prananda bukan sosok asing di lingkaran partai berlambang banteng tersebut. Selain merupakan putra kedua Megawati dan kakak Puan Maharani, Prananda adalah Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif.

Prananda muncul ke publik saat Megawati mengajaknya dalam konferensi pers bersama Puan Maharani, menjelang pembukaan Kongres III PDIP 2010 di Bali.

Di PDIP, Prananda pernah menjadi Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi (Situation Room) DPP PDIP. Sebagai Kepala Situation Room, Prananda punya tugas terkait internal partai yang langsung bersentuhan dengan ketua umum.

Di Situation Room, Prananda juga bertugas menyusun strategi partai. Dia punya kewenangan mengawasi apakah ada penyimpangan-penyimpangan terhadap keputusan kongres dan mengecek segala persiapan berkaitan dengan kegiatan ketua umum di suatu daerah.

Ayahnya dan juga suami pertama Megawati, Letnan Satu (Penerbang) Soerindro Suparjo meninggal saat bertugas di Biak, Papua, pada awal 1970. Prananda pun sudah menjadi yatim ketika berusia 7 bulan dalam kandungan.

Editor: Reza Fajri