Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia, Fahri Hamzah: Something Wrong
JAKARTA, iNews.id – Tak hanya Fadli Zon yang mengkritik penghargaan Menteri Terbaik di Dunia untuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga memberikan catatan khusus tentang prestasi tersebut.
Fahri meminta Pemerintah untuk waspada. Menurutnya, tak sedikit musibah terjadi setelah pujian diberikan. Ini pernah menimpa Anwar Ibrahim di Malaysia yang berujung krisis politik setelah memperoleh penghargaan the best minister of finance.
Fahri mengklaim mengetahui siapa di balik pemberian gelar itu, orang-orang yang menilai dan seterusnya. Sayangnya, politikus kelahiran Utan, Sumbawa itu tak mau mengungkap.
"Pemerintah harus waspada saja, ini pujian kepada siapa? Kalau pujian untuk orang asing kita waspada, kalau pujian untuk merampas kedaulatan rakyat mari kita waspada," kata Fahri, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/2/2018).
Menurut Fahri, ukuran suatu keberhasilan seharusnya pada rakyat. Pujian pun mestinya mengacu pada kesejahteraan rakyat. "Kalau rakyatnya susah, lalu Pemerintah mendapat pujian kan something wrong," ujar alumnus FE UI itu.
Seperti diberitakan, Sri Mulyani dianugerahi penghargaan menteri terbaik di dunia (best minister of the word) 2017 dalam World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab 2018, Minggu, 11 Februari 2018. Penghargaan tersebut diserahkan oleh pemimpin Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum.
Penghargaan menteri terbaik ini merupakan penghargaan global yang diberikan kepada satu orang menteri dari semua negara di dunia setiap tahun dan mulai diberikan sejak 2016. Proses seleksi dan penentuan pemenang dilakukan oleh lembaga independen Ernst & Young.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon sebelumnya menyindir pencapaian tersebut. Lewat cuitan di Twitter, politikus Partai Gerindra ini menyebut prestasi Sri Mulyani tidak terlalu cemerlang. Sri Mulyani, kata Fadli, tidak pernah mencapai target-target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak.
Editor: Zen Teguh