Sri Sultan HB X dan Mahfud MD Saling Puji Sambil Kenang Masa Silam
YOGYAKARTA, iNews.id – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, menilai saat ini amat langka menemukan pemimpin yang mampu melintas batas suku, agama, ras, dan budaya seperti Bung Karno. Padahal, Indonesia sekarang membutuhkan sosok semacam itu, yakni pemimpin yang tidak hanya memikirkan diri sendiri dan golongannya, tapi juga bergumul dengan orang lain dan bangsanya.
Di tengah kelangkaan pemimpin seperti itu, Sultan menilai Yogyakarta dan Indonesia beruntung memiliki seorang tokoh seperti Mahfud MD. “Pak Mahfud memiliki karakter yang sederhana, jujur, lugas, dan tegas, tapi selalu bersikap tasammuh, ciri ahlussunnah wal jamaah, dan seorang pelintas batas yang pandai bernegosiasi,” ujar Sultan saat memberikan sambutan menjelang penyampaian Orasi Kebangsaan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Jumat malam (27/7/2018).
Sultan mengatakan, Mahfud juga mewakili karakter umumnya orang Madura yang berani bertarung. “Pak Mahfud adalah seorang petarung,” ucap Sultan di depan sejumlah tokoh seperti Buya Syafii Maarif dan pejabat di lingkungan Provinsi DIY.
Dalam orasinya, Mahfud mengaku tidak menyangka pidato Sultan bakal menyinggung soal sosoknya. Di mata Mahfud, Sri Sultan Hamengkubuwono X justru adalah pribadi yang penting untuk diteladani oleh pemimpin di masa kini.
Mahfud mengisahkan, satu waktu Sultan pernah menghubunginya untuk meminta bantuan dan pemikirannya. “Saya jawab ‘baik Pak, saya segera menemui Bapak’. Tapi Sultan menjawab ‘jangan Pak Mahfud, saya yang menemui Bapak karena saya yang membutuhkan bantuan’,” ungkap Mahfud menirukan kata-kata Sultan.
Setelah percakapan tersebut, ternyata Sultan benar-benar datang menemui Mahfud di kantornya yang ketika itu masih berada di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun menuturkan, saat dia ditunjuk sebagai menteri oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), banyak yang bertanya, meragukan, bahkan menghujat dirinya karena tidak cukup dikenal oleh publik secara nasional.
“Lalu saya meminta waktu untuk bertemu Ngarso Dalem (sapaan akrab sehari-hari Sri Sultan). Saya sampaikan, Pak saya rakyat Bapak, ingin bertemu,” ujar Mahfud. Sultan pun kemudian menerima Mahfud dan mendorongnya untuk menerima permintaan Gus Dur pada waktu itu.
“Jadi, orang yang pertama kali saya temui saat saya ditunjuk menjadi menteri oleh Presiden Gus Dur adalah Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X,” ujar Mahfud yang kini juga menjadi ketua Dewan Penasehat Gubernur DIY.
Editor: Ahmad Islamy Jamil