Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Atribut Parpol Dilarang di Sejumlah Ruas Jalan Jakarta, Ini Lokasinya!
Advertisement . Scroll to see content

Suara PSI Melonjak, Pengamat: Rumor Operasi Loloskan Parpol ke Senayan Patut Diantisipasi

Minggu, 03 Maret 2024 - 09:59:00 WIB
Suara PSI Melonjak, Pengamat: Rumor Operasi Loloskan Parpol ke Senayan Patut Diantisipasi
Pengamat menyoroti perolehan suara PSI yang naik secara signifikan di Sirekap KPU. Rumor operasi meloloskan parpol tertentu ke Senayan harus diantisipasi. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamaluddin Ritonga, menyoroti kenaikan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Fenomena itu dinilai mengejutkan karena berdasarkan hasil quick count Pemilu 2024, PSI meraih suara di bawah 3 persen.

"Kenaikan itu mengejutkan karena hasil quick count dari semua lembaga survei menempatkan suara PSI kurang dari 3 persen. Karena itu, semua lembaga memprediksi PSI tidak masuk Senayan," kata Jamaluddin dalam keterangannya, Minggu (3/3/2024).

Dia lantas mengingatkan rumor adanya operasi senyap untuk meloloskan partai politik (parpol) tertentu ke Senayan. Rumor tersebut, kata Jamaluddin, harus segera diantisipasi.

"Selain itu, rumor adanya operasi senyap yang akan meloloskan partai politik tertentu ke Senayan juga patut diantisipasi. Setidaknya kenaikan signifikan itu harus ditelusuri apakah terkait dengan adanya operasi senyap tersebut," kata Jamaluddin.

Dia mengatakan, kenaikan suara PSI cukup signifikan hanya dalam waktu beberapa jam saja. Hal itu bisa menimbulkan kekhawatiran adanya potensi penggelembungan suara.

"Kenaikan itu juga dipertanyakan karena terjadi hanya dalam dua jam suara PSI bertambah 19,5 ribu dari 110 TPS. Hal ini dikhawatirkan terjadi penggelembungan suara yang memang diberitakan muncul di banyak tempat," tutur dia.

Dia mendesak Bawaslu dan KPU menelusuri adanya dugaan penggelembungan suara atau pun operasi senyap tersebut.

"Sebab, kalau ada operasi senyap, hal itu sangat mencederai demokrasi. Mereka sudah mengkhianati suara rakyat dengan mengalihkan ke partai yang tidak berhak," katanya.

Selain itu, kata Jamaluddin, jika Bawaslu dan KPU tidak mengatasi hal tersebut maka masyarakat bisa menilai kedua lembaga gagal melaksanakan tugasnya.

"Jadi, kalau KPU dan Bawaslu tidak dapat menjelaskan dan mengatasi hal itu, maka wajar kalau anak bangsa akan mempertanyakan legitimasi hasil pileg dan pilpres. Karena itu, KPU dan Bawaslu sebaiknya dibubarkan saja," tutur dia.

Diketahui, berdasarkan data real count KPU yang dipublikasikan di Sirekap, PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen pada Senin (26/2/2024) pukul 06.00 WIB. Data itu diolah dari rekapitulasi suara di 530.776 TPS.

Suara itu terus melonjak hingga Sabtu Minggu (3/3/2024) pukul 09.00 WIB. Dari hasil real count terhadap 541.637 atau 65,79 persen TPS, PSI mendulang 2.403.030 suara atau 3,13 persen.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut