Tahun Baru Islam, Ketum PITI Ajak Perbarui Diri dengan Semangat Rahmatan Lil Alamin
JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum (Ketum) Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Serian Wijatno mengajak agar umat muslim memperbaharui diri di momen Tahun Baru Islam 2025 atau 1 Muharram 1447 H yang jatuh pada Jumat (27/6/2025). Kesempatan itu dilakukan dengan semangat rahmatan lil alamin.
Menurutnya langkah itu bisa memperkuat hubungan dengan Allah SWT sekaligus hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan dalam bingkai Islam yang rahmatan lil alamin.
Tahun baru Islam ini, kata dia, memiliki makna yang sangat penting, yaitu memperingati peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi yang menandai sejarah masuknya Islam dari masa kegelapan ke era pencerahan.
"Sehingga tahun baru Islam ini juga merupakan momen bagi umat Islam untuk merefleksikan diri, memperbarui niat, dan meningkatkan kesadaran spiritual, serta memperkuat hubungan dengan Allah dan saling menyayangi sesama manusia, alam dan makhluk hidup lainnya," katanya dikutip Jumat (27/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa ssemangat rahmatan lil 'alamin yakni sebuah konsep dalam Islam yang berarti 'Islam sebagai rahmat atau kebaikan bagi seluruh alam'. Konsep ini berdasarkan pada ayat Al-Quran dalam Surat Al-Anbiya' ayat 107, yang berbunyi, "Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam."
"Jadikan itu sebagai semangat umat dalam memperbarui diri," ucap Serian yang juga Bendahara Umum Dewan Masjid Indonesia ini.
Di tahun baru Hijriyah ini, Serian mengajak semua umat untuk merenungkan kembali makna rahmatan lil alamin sebagai sebuah konsep yang menekankan bahwa Islam bukanlah agama yang eksklusif atau sempit.
Namun, agama yang membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam, termasuk manusia dari berbagai kalangan dan makhluk lainnya.
"Dengan demikian, Islam rahmatan lil 'alamin mengajarkan umat Islam untuk memiliki sifat kasih sayang dan peduli terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya. Konsep ini juga menekankan pentingnya toleransi dan kerukunan antarumat beragama dan antarbangsa," ungkap dia.
Selain itu, lanjut Serian, diperkuat dengan konsep dalam Islam yakni habluminannas setelah habluminallah, yang dalam sebuah frasa bahasa Arab berarti 'hubungan dengan manusia' atau 'hubungan sosial'.
"Frasa ini sering digunakan untuk menekankan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia," kata ia menambahkan.
Bahkan dalam sholat, ujar Serian, di saat rakaat terakhir ada salam yang dilakukan dengan menengok kanan dan kiri seraya mengucap Assalamu'alaikum warahmatullah.
"Gerakan menengok kanan dan kiri di akhir sholat yang diiringi dengan ucapan 'Assalamu 'alaikum wa rahmatullah' yang artinya semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah atas kalian. Ucapan ini merupakan bentuk salam kepada para malaikat yang mencatat amal perbuatan kita, serta kepada orang-orang di sekitar kita," pungkasnya.
Editor: Puti Aini Yasmin