Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pigai Ungkap Alasan Gedung dan Ruangan di Kementerian HAM Gunakan Nama Gus Dur dan Marsinah
Advertisement . Scroll to see content

Teladani Perjuangan Gus Dur Merawat Toleransi Lewat Pameran Lukisan

Kamis, 22 November 2018 - 17:22:00 WIB
Teladani Perjuangan Gus Dur Merawat Toleransi Lewat Pameran Lukisan
Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid membuka pameran lukisan tentang Gus Dur di Jakarta. (Foto: IST)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Sosok Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tak asing dengan gagasan toleransi antarumat beragama. Bagi Presiden ke-4 RI itu, toleransi tidak hanya untuk menciptakan, tetapi juga merawat.

Merawat toleransi merupakan proses penting untuk menciptakan keharmonisan hubungan antarumat beragama. Gus Dus sadar betul bahwa keharmonisan harus dijaga karena akan sulit memulihkan bila sudah retak.

Gagasan Gus Dur dalam memperjuangkan kemanusiaan itu tergambar dalam lukisan karya Nabila Dewi Gayatri berjudul Sang Maha Guru. Lukisan tersebut dipamerkan di Loby Lagoon Tower Hotel Sultan, Jakarta.

Pameran lukisan ini diinisasi oleh Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU). Pameran selama 22-30 November itu dibuka oleh istri Gus Dur, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.

Ketua Umum ISNU, Ali Masykur Musa mengatakan, dengan meningkatnya kehidupan yang pragmatis dan hedonistik sekarang ini telah menjadikan hubungan sesama manusia menjadi kering. Sebab, makna hidup seperti itu hanya dinilai secara materi dan angka.

“Karenanya, hidup seperti itu jauh dari nilai keindahan dan kemanusiaan,” ujar Masykur dalam keterangannya, Kamis (22/11/2018).

Pria yang biasa disapa Cak Ali mengajak seluruh tokoh dan masyarakat, khususnya generasi milinial untuk menteladani Gus Dur tentang keharusan terus berjuang untuk kemanusiaan agar hidup itu penuh nilai dan keindahan.


Karena itu, kegiatan pameran lukisan tersebut dinilai sangat penting untuk mengambil makna perlunya merawat toleransi dan kebhinekaan dalam kehidupan di Indonesia.

"Sisi humanis Gus Dur melahirkan sikap toleransi dan menjunjung tinggi pluralitas. Karena itu, Gus Dur dalam berhubungan sesama manusia tidak pernah membedakan agama, suku dan budaya,” ujar dia.

Pameran lukisan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum PB NU Kiai Said Aqil Siradj, Pimpinan Organisasi Cendekiawan Lintas Agama, dan para pecinta seni.

Editor: Khoiril Tri Hatnanto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut