Tembok Lapas Tak Batasi Ruang Gerak Napi Berkreativitas

JAKARTA, iNews.id - Spektakuler. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly kagum dan memuji penampilan para narapidana pada acara Indonesian Prison Art Festival (IPAFest) 2018. IPAFest 2018 merupakan festival seni narapidana pertama di dunia sehingga meraih rekor MURI sebagai festival seni dengan narapidana terbanyak. 

Sebanyak 450 narapidana dari 36 lapas dan rutan seluruh Indonesia menjadi bintang pada IPAFest. Acara festival seni itu digelar selama dua hari, 23-24 April 2018, di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Saat membuka acara tersebut, Menkumham menyatakan, tembok lapas tidak membatasi ruang gerak para narapidana untuk berkreativitas.

Baca Juga

3 Alasan Donald Trump Jadikan Arab Saudi sebagai Sekutu Utama AS Non-NATO

"Program warga binaan ini sangat spektakuler. Ini datang mewakili 520 lapas dan rutan di seluruh Indonesia. Walaupun tempat terbatas tapi kreativitas tidak boleh terbatas," kata Yasonna di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (23/4/2018).

menurut dia, acara tersebut tegas memperlihatkan ke masyarakat bahwa tembok lapas atau rutan bukanlah penghalang untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan narapidana. "Di dalam tembok jeruji dimanusiakan, dalam tembok jeruji warga binaan dimanusiakan, diberikan kegiatan, pelatihan, dipekerjakan, difasilitasi minat dan bakatnya. Pada saatnya hasil mereka ditampilkan ke masyarakat melalui event-event yang dilakukan Ditjen PAS," tutunya.

Selama dua hari, ratusan narapidana dari Aceh hingga Papua memamerkan beragam hasil karya seperti seni tari, musik, band, kerajinan tangan, lukisan, kuliner, dan puncaknya adalah "Drama Musikal Merah Putih Narapidana, Kami Berkarya Maka Kami Ada" yang menampilkan 150 narapidana.