Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cawalkot Muslim New York Mamdani Unggul dalam Polling meski Dituduh Teroris
Advertisement . Scroll to see content

Tewaskan Ali Kalora, Ini Rekam Jejak Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi Hadapi Teroris

Minggu, 19 September 2021 - 15:24:00 WIB
Tewaskan Ali Kalora, Ini Rekam Jejak Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi Hadapi Teroris
Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi dikenal sebagai pemburu gembong teroris di Sulteng. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Polisi memastikan salah satu terduga teroris yang ditembak mati pada Sabtu (18/9/2021) di Desa Astina, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan Ali Kalora, pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Hal tersebut tak lepas dari andil Kapolda Suteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi yang memimpin Satgas Madago Raya buru kelompok teroris MIT.

Irjen Pol Rudy Sufahriadi diketahui lahir pada 23 Agustus 1965. Dia merupakan seorang perwira tinggi Polri lulusan Akpol tahun 1988 dengan bidang keahlian reserse.

Jenderal bintang dua ini pada 25 Agustus 2021 mengemban amanat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah. Diketahui pada tanggal 10 November 2005 silam saat resmi menjadi Kapolres Poso, Rudy Sufahriadi yang baru dua bulan menjabat hampir menjadi korban penembakan teroris. 

Pada tanggal 24 Januari 2006, setelah dirinya selesai menunaikan sholat subuh berjamaah di Masjid Raya Poso, Rudy ditembak dari jarak dekat oleh salah satu dari dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor RX King. 

Namun, dirinya dalam kondisi sigap dan berhasil menghindari tembakan tersebut. Rudy tidak sedang dalam pengawalan pada saat itu.

Identitas kedua teroris tersebut baru terungkap bertahun-tahun kemudian. Pelaku yang menembak Rudy adalah Enal Tao, sementara yang membawa motor adalah Yono Sayur. Enal tewas di Aceh pada tahun 2010, sementara Yono tewas ditembak pasukan Operasi Tinombala pada tanggal 10 November 2016.

Rudy Sufahriadi kemudian sempat berpindah-pindah jabatan. Jabatan penting yang pernah dia emban di antaranya yakni:

- Kepala Unit Reserse Brimob Direktorat Serse Polda Metro Jaya (1997)

- Komandan Batalyon A Satuan Brimob Polda Papua (2000)

- Wakil Kepala Satuan Brimob Polda Maluku (2001)

- Wakil Kepala Satuan I Gegana Korps Brimob Polri (2004)

- Kepala Kepolisian Resor Poso (2005)

- Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2007)

- Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya (2007)

- Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara (2009)

- Perwira Menengah Densus 88 Anti-Teror Polri (2010)

- Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (2010)

- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (2016)

- Kepala Korps Brimob Polri (2018)

- Asisten Operasi Kapolri (2019)

- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat (2019)

- Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri (2020)

- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (2021).

Sejumlah kasus yang pernah ia tangani sebagian besar berada di wilayah Sulawesi Tengah. Dimulai sejak 2005-2007 mengikuti Operasi Antiteror Bareskrim Poso. Kemudian pada 2016-2018 dalam Operasi Tinombala dan di 2021 terjun dalam Operasi Madago Raya.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Rudy Sufahriadi bersama Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf meninjau lokasi penangkapan Ali Kalora di di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu (18/9/2021).

Dengan gerakan cepat dan cara taktis, Tim Operasi Madago Raya berhasil melumpuhkan kedua kelompok Mujahidin Indonesia timur yang sudah lama dalam pencarian DPO pada Sabtu (18/9/2021) pukul 18.00 WITA dalam kontak tembak antara Team Sogili-2 Satgas Madago Raya dengan kelompok Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Poso.

Dua orang teroris Poso meninggal dunia dalam kejadian tersebut yakni Ali Ahmad alias Ali Kalora dan seorang lainnya bernama Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama. 

Kedua teroris ini sempat terpisah dengan empat rekan lainnya yang masih dalam DPO yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

Keempat DPO Teroris Poso tersebut ke depannya akan semakin terjepit karena Tim Operasi Madago Raya sudah mengepung tiga gunung di tiga kabupaten yang ada di Sulawesi Tengah.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut